Press "Enter" to skip to content

Pentagon cabut larangan bagi transgender jadi anggota militer AS

Departemen pertahanan AS mencabut larangan bagi kaum transgender untuk menjadi anggota militer. LA Times mengabarkan, hal itu diumumkan Menteri Pertahanan Ashton Carter, Kamis (30/6/2016). ‘’Kami tidak ingin menghalang-halangi semua orang yang hendak mengabdikan diri menjadi marinir, tentara, pelaut, dan angkatan udara guna mempertahankan negara,’’ kata Ashton Carter di markas besar AB, Pentagon.

Pencabutan larangan kaum transgender itu, akan berdampak bagi personil militer yang kini menyembunyikan identitas dirinya. Tercatat 0,1 persen dari 2 juta pasukan aktif dan tentara cadangan AS, menyimpan jati dirinya sebagai ‘Berkelamin ganda’.

Selama 17 tahun, angkatan bersenjata AS menerapkan kebijaksanaan ‘Don’t ask, Don’t tell’ yang isinya melarang kaum gay dan lesbian untuk terlibat dalam kegiatan militer. Di bawah kebijaksanaan itu, ribuan tentara pria dan perempuan bisa dikeluarkan dari satuannya. Para pegawai sipil di Departemen Pertahanan AS juga mengalami diskriminasi sampai 1995.

The New York TimesPencabutan larangan itu, akan dikaji kembali selama setahun ke depan. Namun, para penderita kelainan seksual, kini boleh membuka diri. Dari 1,3 juta anggota militer aktif, tercatat 6.630 orang transgender lelaki dan perempuan.

Sebuah studi penelitian yang dilakukan Pentagon, menunjukkan hanya 30 sampai 140 orang yang menjalani pengobatan hormon. ‘’Hanya sedikit yang bersedia menjalani operasi atau pengobatan transisi gender,’’ ujar Agnes Gereben Schaefer, penulis studi dan ilmu politik di RAND Corp, sebuah pusat pemikiran Santa Monica. Dengan dicabutnya larangan ini, diperkirakan tunjangan kesehatan militer AS meningkat antara $ 2,4 juta menjadi $ 8,4 juta, karena makin banyak anggota militer yang disuntik hormon atau ganti kelamin.

Mission News Theme by Compete Themes.