Press "Enter" to skip to content

Abdul Kadir Jailani: Ahli Hukum Internasional itu kini Bertugas di New York

Baru sekitar 11 hari bekerja sebagai Konsul Jenderal RI di New York, Abdul Kadir Jailani telah dibebani masalah pendatang ilegal. Salah seorang pendatang gelap Indonesia yang tiba waktunya untuk dideportasi, ternyata tak mau pulang. ‘’Saat pintu pesawat hendak ditutup, dia berlari hendak keluar pesawat,’’ tutur Abdul Kadir.

Tentu saja hal itu sempat dicegah dan akhirnya diserahkan kembali ke petugas imigrasi AS yang memang menunggu, hingga pesawat itu benar-benar lepas landas. ‘’Biarlah saya dipenjara di sini. Saya tidak mau pulang,’’ kata warga Indonesia itu, saat diberitahu bahwa dia akan ditahan di penjara imigrasi di York, Pennsylvania.

Pengalaman awalnya menjadi Konsul Jenderal RI itu, tampaknya cukup berkesan bagi Abdul Kadir. ‘’Ada juga yang menyimpan abu jenasah warga Indonesia selama beberapa hari di dalam gedung ini, sebelum dikirim ke Indonesia menunggu surat-surat izinnya dilengkapi,’’ tutur sarjana hukum Universitas Airlangga tahun 1992 itu menambahkan.

Meski demikian, mengurusi para migran Indonesia bukanlah hal baru bagi Abdul Kadir Jailani. Sarjana hukum lulusan Universitas Airlangga, Surabaya ini, sarat berpengalaman mengurusi para migran Indonesia di luar negeri.

‘’Kita berhasil membebaskan 60 warga Indonesia yang terancam hukuman mati di Arab Saudi,’’ tutur Abdul Kadir Jailani yang berhasil menyelesaikan Agreement Protection of Indonesian Domestik Worker between Indonesia and Arab Saudi, 2014 itu. ‘’Kini masih sekitar 300 warga kita yang dijatuhi hukuman mati,’’ lanjut diplomat berambut perak yang sangat aktif memperjuangkan terwujudnya ASEAN Instrument on Protection of Rights of Migran Workers.

Menurutnya kasus imigran Indonesia di AS tidak seberapa dibandingkan kasus-kasus serupa di negara lain. Sebab, jumlah migran Indonesia di AS jauh lebih kecil ketimbang di Malaysia yang sampai 3 juta orang. ‘’Juga di Arab Saudi yang berjumlah 2 juta orang,’’ tutur Abdul Kadir Jailani, yang meraih Master bidang hukum Universitas Indonesia ini.

Baginya, yang menjadi kendala utama para migran Indonesia adalah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Karena itulah, Abdul Kadir bertekad untuk melanjutkan misi yang telah dilakukan selama ini. Yakni perlindungan terhadap warga Indonesia yang berada di AS. ‘’Saya berniat membuka ruang konsultasi di gedung KJRI New York, untuk menampung keluhan para migran Indonesia,’’ kata diplomat yang menempuh Program Doktor Hukum Universitas Indonesia tahun 2005.

Selain itu, Abdul Kadir menekankan bahwa salah satu misi utamanya dalam penugasan barunya di New York adalah meningkatkan perlindungan terhadap WNI. ”Perlindungan yang dimaksudkan untuk menjamin pemenuhan hak – hak dasar WNI yang sedang mengalami persoalan hukum,” ujar Abdul Kadir Jailani yang terlibat dalam penyusunan Extradition Treaty Indonesia-Singapore, 2005.

Selain meningkatkan pelayanan warga Indonesia, Abdul Kadir juga bermaksud melakukan diplomasi ekonomi. KJRI New York akan memanfaatkan semua diplomatic tools untuk ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mengundang lebih banyak investasi AS ke Indonesia, lewat diplomasi ekonomi.

”Investasi yang paling diperlukan Indonesia saat ini adalah di sektor infrastruktur,” tutur Abdul Kadir Jailani, yang menjabat Direktur for Treaties of Economic and Social Culture Affairs dari 2012 hingga 2016, sebelum ditugaskan menjadi Konsul Jenderal Ri di New York.

Termasuk juga menggelar sejumlah pameran dan ikut serta dalam promosi seperti yang digelar IMEX America 2016 yang akan berlangsung di Las Vegas, 18-20 Oktober 2016 nanti.Menurutnya, kendala utama yang perlu dibenahi adalah ‘’Banyaknya peraturan di Indonesia yang tidak kompatible menghadapi tantangan perdagangan dunia,’’ tutur Abdul Kadir. Lebih-lebih menghadapi Trans Pacific Partnership atau TPP.

‘’Kita perlu meneliti lebih dulu dan harus melihatnya secara ‘The Whole Picture’. Janganlah belum-belum sudah alergi duluan,’’ katanya. ‘”Bukankah TPP ini masih dalam penjajagan dan pengamatan lebih jauh yang memakan waktu dua sampai lima tahun ke depan,’’ kata Abdul Kadir yang meraih Master of European Law and Policy dari Porthmouth University, Inggris tahun 2002.

Karena itu, ayah dua putra ini berniat mengunjungi warga Indonesia di beberapa kota di AS. Bagi Abdul Kadir, bertemu dengan warga Indonesia bukanlah menjadi kendala besar.

Maklum, diplomat berusia 50 tahun ini menghabiskan sebagian besar masa tugasnya sebagai diplomat di Kedubes RI di The Hague, dan di Perwakilan Tetap RI PBB di New York, juga di Geneva.

‘’Portfolio saya umumnya di bidang hukum’’, kata diplomat yang hobi fotografi itu. Namun, gayanya yang santai itu, dan kesukaannya main ping-pong, bakal cepat akrab dengan warga Indonesia.

James Blunt ‘You’re Beautiful’ from Rogue Films on Vimeo.

Seperti pasangan lainnya, Abdul Kadir bersama Rahmayanti Hamid, istrinya, yang dikaruniai dua putra, juga memiliki seabreg lagu favorit. Salah satu di antaranya adalah ‘You’re Beautiful’ yang dilantunkan James Blunt. Coba simak deh. Dalam kesempatan ini, warga Indonesia di AS tak lupa mengucapkan ”Selamat bertugas kepada Bapak Abdul Kadir Jailani sebagai Konsul Jenderal di Konsulat Jenderal Republik Indonesia New York. Semoga Sukses!”

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Mission News Theme by Compete Themes.