Press "Enter" to skip to content

Pertandingan baseball antar anggota parlemen AS tetap berlangsung

Pertandingan baseball persahabatan antar para anggota legislatif dari Partai Demokrat dan Republik tetap digelar Kamis (15/6/2017).

CNN mengabarkan, pertandingan yang bakal menangguk sumbangan ratusan ribu dolar itu tetap berlangsung, setelah tragedi penembakan di Alexandria, Virginia sehari sebelumnya. Anggota Kongres Steve Scalise dan empat korban lainnya luka-luka, ditembak James T. Hodgkinson, saat mereka melakukan latihan menjelang pertandingan.

Hodgkinson yang akhirnya ditembak mati oleh petugas keamanan, dikenal sebagai anti-Trump dan menjadi pendukung fanatik Senator Bernie Sanders. ‘’Saya muak dengan aksi penembakan yang dilakukannya. Setiap kekerasan, apapun bentuknya, tidak dapat dibenarkan dan saya mengutuk perbuatan yang sangat keji itu,’’ kata Senator Bernie Sanders, lawan politik Trump yang maju sebagai calon independen dalam pilpres AS 2016 lalu.

Sebelum melakukan aksinya, James Hodgkinson – penduduk Illinois – diduga berada di Alexandria, Virginia sejak beberapa hari sebelumnya. Dalam akun Facebooknya, lelaki berusia 65 tahun itu menuliskan: ‘’Saya ingin menyatakan Presiden AS itu adalah A**hole. Kamu adalah A**hole paling besar yang kita miliki di Oval Office,’’ tulisnya. Harian lokal Bellevile News, beraliran Demokrat pernah menerbitkan gambar James Hodgkinson memegang tanda ‘Tax the Rich’’ (pajaki kaum kaya) sebagai protes terhadap Trump dan Partai Republik. ‘’Dia pernah menyebutkan agar Partai Republik dihabisi!’’

 

Kubu Republik ramai-ramai menyalahkan Partai Demokrat. Dalam wawancaranya dengan Fox News, Newt Gingrich, bekas ketua parlemen AS menuduh penembakan itu sebagai bagian dari upaya Demokrat untuk meningkatkan ketegangan politik dalam negeri. ‘’Ketegangan makin nyata. Entah itu berupa komedian yang memegang kepala presiden, atau sandiwara yang bercerita presiden terbunuh. Bahkan ada pemimpin Demokrat yang menggunakan kata-kata vulgar,’’ kata Newt Gingrich.

Bahkan, Michael Caputo, bekas pembantu Trump bersikap lebih keras. ‘’Selama enam bulan, para pemimpin Demokrat berbohong dan menyebut saya dan teman-teman sebagai pengkhianat. Maaf saja, saya lebih lunak ketimbang pelaku di Alexandria, Virginia sana,’’ katanya dalam wawancara dengan sebuah stasiun radio di Buffalo, New York. Sementara, Paul Ryan dan Nancy Pelosi, masing-masing dari Republik dan Demokrat, menyuarakan imbauan agar kedua kubu bersatu. ‘’Bila salah satu diserang, maka kita berdua ikut merasakan,’’ kata Paul Ryan, Ketua Parlemen AS.

SaveSave

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Mission News Theme by Compete Themes.