Para tokoh dunia disulap jadi pengungsi

Abdalla Al Omari, seorang pelukis Suriah menggambar Presiden Donald Trump dan 10 kepala negara lain sebagai pengungsi dalam sebuah pameran yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab.

CNN melaporkan Selasa (13/6/2017), Abdalla menjelaskan lukisannya itu dimaksudkan agar dunia ikut merasakan bagaimana menjadi pengungsi. ‘’Menjadi pengungsi rasanya seperti merasakan sebuah benjolan dalam tubuh, yang harus anda rasakan sampai hari terakhir,’’ kata Abdalla Al Omari, yang masih berstatus sebagai pengungsi dan tinggal di Belgia. Menurutnya, pengalamannya sebagai pengungsi, mendorongnya untuk menciptakan karya lukis yang diberi judul ‘The Vulnerable Series’.

Dalam lukisan berjudul ‘Donald 2016’ misalnya, Presiden Donald Trump digambarkan sebagai seorang pengungsi berkaos biru menggendong seorang bocah. Barang bawaannya tergantung di punggung Trump, yang tengah memegang potret keluarganya. Lalu, Presiden Suriah Bashar al-Assad digambarkan mengenakan baju putih lusuh dan berdasi merah. Tangannya memegang topi kertas di atas kepalanya.

Sedangkan lukisan berjudul ‘The Queue’ (antrian), tampak barisan panjang pengungsi tengah mengantre untuk mendapatkan jatah makanan. Di antara para pengantre itu, tampak PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Barrack Obama dan lainnya. Tak ketinggalan Kanselir Jerman Angela Merkel yang berpakaian dan mengenakan kerudung lusuh.

 

Meski mayoritas penonton memberikan reaksi positif, namun banyak juga yang mengkritik karya lukisnya itu. ‘’Kadang, orang terlalu peka dengan pandangan politiknya. Mereka tidak mau melihat pemimpinnya jatuh dari tahta kekuasaan. Mereka tidak bisa melihat para pemimpinnya kelihatan lemah,’’ tutur Abdalla Al Omari.

Seniman Suriah itu mengungkapkan bahwa pamerannya itu tidak dimaksudkan untuk melecehkan para pemimpin negara. ‘’Tapi ingin mengembalikan citra kemanusiaan mereka,’’ utur Abdalla. ‘’Entah bagaimana, tujuan saya untuk mengungkapkan kemarahan saya berubah drastis,’’ sambungnya. ‘’Saya ingin melucuti tokoh dan figur saya dan membayangkannya bila mereka berada di luar kekuasaan,’’ tutur Abdalla Al Omari.

SaveSave

.

View Comments

  • Hello There. I discovered your weblog the usage
    of msn. That is an extremely neatly written article. I will be sure to bookmark it and return to learn extra of your
    useful info. Thank you for the post. I will certainly comeback.

  • My spouse and I stumbled over here from a different web address and thought I might check things
    out. I like what I see so now i'm following you.
    Look forward to finding out about your web page again.

Recent Posts

Di Balik Kisah Gaza: Ratusan Mahasiswa Ditangkap, Apa Kata Koalisi HAM?

Aksi Israel di Gaza membuat banyak mahasiswa di hampir seluruh penjuru dunia bangkit dan protes.…

13 hours ago

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

2 weeks ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

2 weeks ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

3 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

3 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

3 weeks ago