Categories: EntertainmentPolitics

Pemimpin Korut Was-was ancaman Satuan ‘Pemenggal Kepala’ Korsel

Pemerintah Korea Selatan akan membentuk satuan brigade khusus bernama ‘Unit Pemenggal Kepala’ yang dibentuk untuk menghabisi Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. The New York Times mengabarkan, hal itu diutarakan Menteri Pertahanan Korsel Song Young-moo kepada parlemen.

‘’Unit Pemenggal Kepala itu akan dibentuk akhir tahun ini,’’ kata Menhan Song Young-moo. Satuan unit militer yang dikenal dengan sebutan Spartan 3000 itu bukan ditugaskan untuk memenggal kepala Kim Jong-un, tetapi hanya untuk mengirim pesan ke Korut agar bahwa Pemerintahan Presiden Moon Jae-in benar-benar serius.

Unit Pemenggal Kepala termasuk dalam satu dari tiga program militer Korea Selatan. Program pertama adalah Memutus mata rantai; Kedua, Program pertahanan udara dan Peluru Kendali, dan Ketiga adalah Inisiatif untuk menjatuhkan hukuman dan Pembalasan. Unit pemenggal kepala termasuk dalam program terakhir ini.

Bulan lalu, Korea Selatan akan meluncurkan lima satelit mata-mata ke orbit angkasa luar. Satelit yang rencananya diluncurkan sekitar tahun 2012 hingga 2023 itu, untuk memantau pergerakan senjata militer di Korea Utara. Maklum, selama ini Korea Utara kerapkali menempatkan artileri dan peluncur roketnya dekat perbatasan Korea, dan konon mampu menembakkan 5.200 roket ke Seoul hanya dalam waktu 10 menit. Pemerintah Pyongyang juga mengoperasikan ribuan peluru kendali yang dirancang untuk menghancurkan instalasi militer Korsel dan basis militer AS di Jepang.

Mendengar desas-desus kepalanya akan dipenggal, ‘’Pemimpin Korut Kim Jong-un dikabarkan menggunakan mobil para bawahannya untuk berpindah-pindah tempat agar tak terdeteksi,’’ kata para pejabat tinggi intelijen Korsel bulan Juni lalu. Meski begitu, para ahli intelijen ragu, pembentukan Unit Pemenggal Kepala itu mampu mencegah Kim Jong-un agar tidak lagi melakukan percobaan peluru kendalinya lagi. Hingga kini Pemerintah Korut melakukan enam kali uji coba nuklirnya. ‘’Aksi teror yang seimbang, adalah jalan pintas mencegah peperangan, kata Yoon Sang-hyun, salah satu anggota parlemen oposisi Korea Selatan.

.

Recent Posts

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

2 weeks ago

Wali Kota Baru New York: Zohran Mamdani

Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…

3 weeks ago

Tiga Penangkapan ICE Guncang Komunitas Indonesia di Philadelphia

Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…

4 weeks ago

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

1 month ago

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

2 months ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

2 months ago