Jumlah gelandangan di AS makin bertambah

Populasi gelandangan di seluruh Amerika Serikat meningkat cukup tinggi tahun 2017 ini akibat tingginya harga sewa rumah dan harga kebutuhan yang merambat naik.

Kantor berita Associated Press melaporkan Rabu (6/12/2017), Departemen Perumahan dan Pengembangan Urban mencatat sekitar 554 ribu gelandangan pada tahun 2017. Naik satu persen dibandingkan tahun 2016 atau naik 9% dibandingkan dua tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 193 ribu di antaranya tidak dapat ditampung di rumah-rumah penampungan warga miskin. Sehingga mereka terpaksa tinggal di tenda, kendaraan, jalanan dan tempat lain yang dapat dihuni.

Jumlah terbanyak tinggal di Pantai Barat AS, seperti di Los Angeles dan kota-kota lain. Sehingga 10 pemerintahan kota di Pantai Barat menyatakan diri sebagai Kota Darurat sejak 2015. Data itu didukung oleh pengalaman penduduk di Negara Bagian Washington, California dan Oregon yang melihat semakin menjamurnya tenda-tenda yang dibangun para tunawisma di sepanjang sungai dan jembatan di bawah jalur bebas hambatan.

Jumlah kaum tunawisma di tiga negara bagian itu, meningkat 14 persen dalam dua tahun terakhir. Pemerintah setempat tidak mampu menyediakan tempat penampungan bagi para tunawisma yang jumlahnya melejit hingga 108 ribu orang. Sementara itu, Los Angeles County yang menjadi pusat krisis gelandangan, dijejali oleh 55 ribu tunawisma yang tidak mampu ditampung di rumah-rumah penampungan tunawisma.

Padahal tahun 2016 hanya berjumlah 13 ribu orang. Bahkan di New York, kota megapolitan yang terkenal dihuni orang-orang terkaya dunia itu, terdapat 76 ribu tunawisma yang harus hidup di bawah jembatan dan tepi jalan karena kekurangan tempat penampungan.

Yang paling mengkhawatirkan, berjangkitnya penyakit Hepatitis A di antara gelandangan di Los Angeles, Santa Cruz dan San Diego. Gaya hidup yang jorok oleh 5 ribu orang tunawisma yang hidup di tiga kota itu, diduga menjadi penyebab penyebaran penyakit menular tersebut. Apalagi, ketiga kota itu menjadi tujuan utama bagi wisatawan asing dan lokal.

.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

1 week ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

2 weeks ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

3 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

3 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago