Sejumlah Jalur Masuk di Perbatasan AS-Mexico Ditutup

Lembaga Bea Cukai dan Penjaga Perbatasan Amerika Serikat memutuskan menutup seluruh ruas jalan kendaraan dan jalur pejalan kaki untuk pelintas batas, di pos mereka di San Ysidro, San Diego, California, yang berbatasan dengan Meksiko pada Minggu (25/11) waktu setempat.  Penyebabnya adalah ratusan pendatang dari Amerika Tengah mencoba merangsek ke Negeri Abang Sam melalui Kota Tijuana, Meksiko lantaran bosan menunggu kepastian kapan mereka boleh melintas.

 

Penutupan perbatasan AS dilakukan 3 hari selepas Presiden Donald Trump menebar ancaman akan bertindak keras terhadap para imigran yang nekat menerobos. Padahal, perlintasan di San Ysidro adalah salah satu yang tersibuk.

Mengutip  AFP, Senin (26/11), CNN Indonesia mengabarkan, Menteri Dalam Negeri Meksiko Alfonso Navarette menuding sejumlah imigran nekat akan melintas ke Amerika Serikat secara ilegal. Sebab, mereka sudah menunggu sekian lama untuk penerbitan izin yang tak kunjung diterima. Alhasil, Meksiko juga mengerahkan pasukan untuk menjaga ketertiban di perbatasan. “Kami akan bertindak dan memulangkan mereka,” kata Navarette.

Sekitar 500 imigran dari negara Amerika Tengah sempat berunjuk rasa sebelum nekat melintasi perbatasan dari Meksiko ke AS. Mereka sempat berhasil menerobos pagar perbatasan di Meksiko, tetapi kemudian dipaksa mundur karena penjaga perbatasan AS menembakkan gas air mata.

Wali Kota Tijuana, Juan Manuel Gastélum berharap gejolak di perbatasan kedua negara segera berakhir. Sebab, sejumlah penduduk di kotanya bakal kesulitan jika penutupan perbatasan menjadi berkepanjangan. Sebab, sebagian dari mereka kerap bolak-balik ke AS untuk berbisnis hingga menempuh pendidikan.

Maraknya gelombang pendatang dari Amerika Selatan dan Tengah ke AS disebabkan oleh kekerasan dan krisis ekonomi serta kemiskinan yang membelit mereka. Ketimbang membantu, hal itu malah membuat Presiden Trump bersikap keras dengan mengetatkan penjagaan perbatasan dengan mengirim pasukan dan memasang halang rintang berupa kawat berduri.

Kebijakan ‘America First’ yang selalu didengungkan Trump membuat pemerintahannya dan imigrasinya tidak ramah terhadap pendatang. Beberapa waktu lalu dia juga melarang sejumlah warga dari negara tertentu bercorak Islam datang ke AS. Sebagian penduduknya menentang cara berpikir Trump yang dianggap egois dan tidak menunjukkan kasih sayang kepada sesama menusia. (CNN Indonesia.com)

.

Recent Posts

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

3 days ago

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

2 weeks ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

2 weeks ago

Pemerintah RI: Golden Visa Hasilkan Rp 48 Triliun Investasi Asing

Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…

3 weeks ago

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

1 month ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

2 months ago