Presiden Donald Trump telah memberlakukan Keadaan Darurat dan Perintah Eksekutif untuk membangun tembok pembatas antara Mexico dan AS, Jumat 15 Febuari 2019.
Langkah itu dilakukan Presiden Trump untuk mencegah ”dibekukannya kegiatan pemerintah” atau Government Shut-Down lagi. Bila para anggota parlemen dari Republik dan Demokrat tak sepakat dalam menentukan APBN AS, maka Government Shut-Down bakal terjadi lagi seperti yang pernah terjadi pada Desember 2018 hingga 25 Januari 2019 lalu. Dan, 800 ribu pegawai federal bakal terancam tidak gajian lagi.
Lewat Perintah Eksekutif tersebut, Trump bisa mengalihkan biaya pembangunan tembok pembatas sebesar $ 5,7 miliar. Jauh di atas kubu Demokrat yang hanya bersedia meloloskan dana $ 1,4 miliar.
Caranya, dengan mengalihkan anggaran dari pos pembiayaan lain untuk menambal kekurangan $ 4,3 miliar. ”Besar kemungkinan diambil dari dana konstruksi fasilitas militer AS bernilai total $ 21 miliar,” tutur sebuah sumber kepada saluran televisi CNBC. Sebagian dari dana itu diambil dari anggaran perang – dana cadangan yang dipersiapkan bila terjadi perang dan kondisi darurat atau dikenal dengan istilah Overseas Contingency Operations, OCO,” tambah sumber tadi.
Bila skenario itu yang terjadi, maka Partai Demokrat yang kini menguasai Senat, bisa membatalkannya. ”Menyatakan Kondisi Darurat dalam keadaan aman sekarang ini, merupakan pelanggaran kekuasaan,” kata Nancy Pelosi, Ketua Parlemen AS.
”Katanya dulu dia minta Mexico membiayai semua itu. Tapi sekarang berubah. Mana janjinya?” kata Chuck Schumer, pemimpin minoritas dari Partai Demokrat. Selain itu, Demokrat juga dapat menggugat ‘Perintah Eksekutif Presiden itu, lewat pengadilan,” tutur Myrna Pinkett, salah satu pendukung Demokrat. Bakal makin seru dan panas. (DP).
Pada 22 November 2025, di sebuah ruangan di Asian Arts Initiative, Philadelphia, Riyan Pondaga akhirnya…
Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…
Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…
Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…
Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…
Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…