Presiden Trump Tinjau Perbatasan AS-Mexico untuk Ketiga Kalinya

Presiden AS Donald Trump meninjau perbatasan Mexico-AS yang terletak di Kota Calexico, California, Jumat 5 April 2019. Dalam kesempatan itu, Trump juga meninjau pembangunan kembali pagar kawat berduri yang membentang di perbatasan kedua negara.

 

Dalam konperensi persnya, Trump tak lupa menegaskan akan membangun tembok pemisah sepanjang 400 mil atau sekitar 643 kilometer dalam waktu dua tahun. ”Sebuah tantangan cukup berat,” kata Trump di hadapan wartawan. Harian Los Angeles menuliskan, tantangan itu memang berat bagi Trump, karena sejauh ini tidak sejengkalpun tembok yang telah dibangun.

Trump juga meninjau tembok pembatas yang dibangun sebagai pengganti penghalang yang dibangun Pemerintahan Barrack Obama. ”Ini lebih bagus, lebih cepat pembangunannya dan lebih murah,” kata Trump saat berdiri di dekat pembatas kawat berduri. Dalam kesempatan itu, Trump diberi hadiah bongkahan tembok pembatas oleh Petugas Imigrasi Gloria Chavez.

Peninjauan Trump kali ini merupakan kunjungannya yang ketiga ke California. Hal itu dimaksudkan untuk menggugah hati rakyat AS bahwa keadaan darurat yang dicanangkannya bulan lalu, benar-benar nyata. ”Kami telah melakukan kemajuan dan warga tahu bahwa kondisinya memang darurat,” kata Trump. Bahkan pemimpin AS itu mengancam hendak menutup jalur keluar masuk AS-Mexico.

Namun ancaman itu ditolak banyak pihak, termasuk sejumlah senator Partai Republik. Alasannya, AS akan menderita kerugian miliaran dolar karena ekspor minyak ke Mexico akan merosot drastis. Dan impor sayuran serta bahan makanan dari negara tetangga itu bakal membuat harga-harga pangan AS akan membumbung tinggi.

 

Dalam kesempatan itu, Presiden Trump menyatakan terima kasih kepada Presiden Mexico Andres Manuel Lopez Obrador karena bersedia mencegah ribuan imigran dari Amerika Tengah agar tidak masuk ke AS. ”Lewat kamera ini, saya menyatakan terima kasih kepada Presiden Mexico,” kata Trump. ”Dalam beberapa hari belakangan, Mexico sudah bersikap manis,” sambungnya.

Sejak Presiden Lopez Obrador berkuasa 1 Desember 2018, Mexico telah menangkap lebih dari 25 ribu migran Amerika Tengah. ”Tapi masih lebih rendah ketimbang sebelumnya yang sampai 27 ribu,” bunyi hasil penelitian kelompok Inisiatif Keamanan University of Texas, Mexico. (DP).

.

Recent Posts

Pemerintah RI: Golden Visa Hasilkan Rp 48 Triliun Investasi Asing

Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…

1 day ago

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

3 weeks ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

4 weeks ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

3 months ago

Dari Kampus Amerika ke Panggung Indonesia

Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…

3 months ago

“Spotlight of Indonesia” Memukau Penonton di Museum Sandy Spring, Maryland

Sandy Spring, Maryland, AS — Riuh tepuk tangan dan decak kagum menggema di Museum Sandy…

3 months ago