Belasan Wartawan VOA Indonesia dan China Dikabarkan Pulang

Sekitar 16 wartawan asing Voice of America diberitakan telah pulang ke negaranya. Kantor berita Associated Press bulan lalu menyebutkan, beberapa di antaranya adalah wartawan Indonesia dan China yang telah bekerja di Voice of America, media elektronik yang dikendalikan Kementerian Luar Negeri AS.

 

Langkah itu terpaksa dilakukan, tak lepas dari kebijaksanaan baru yang diterapkan Michael Pack. Mantan pembuat film yang baru diangkat menjadi CEO US Agency for Global Media (USAGM) – badan yang membawahi VOA — ini tidak memperpanjang visa jenis J-1 yang dimiliki para wartawan asing tersebut. Alasannya, karena pengetatan anggaran yang diterapkan USAGM. Karena itu, selain 16 wartawan asing tadi, akan ada wartawan lain yang akan bernasib sama, sehingga seluruhnya mencapai 80 orang wartawan.

Alasan itu tidak dapat diterima oleh Komisi Urusan Luar Negeri Kongres AS. Ketua Komisi, Eliot Engel mengirimkan subpoena dan memanggil Michael Pack untuk bersaksi di depan Kongres pada 24 September 2020. Pemanggilan itu dilakukan setelah Michael Pack tak hadir dalam dengar pendapat Kongres Juni silam.

”Tak bisa dimengerti sama sekali,” kata Eliot Engel. ”Sebuah badan pemerintah malah menciptakan ketakutan dan ketidak pastian pada wartawan yang telah kita minta untuk bekerja pada kami,” lanjut Engel, anggota Kongres Demokrat itu.

Eliot Engel juga meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri AS untuk memperpanjang masa berlaku visa J-1 para wartawan asing tersebut. ”USAGM kok diam saja, malah sengaja tak berbuat apa-apa sampai para wartawan itu terpaksa pulang,” sambungnya.

Sementara itu, 14 wartawan senior VOA mengirimkan surat keberatan ke meja Michael Pack. Satu di antaranya adalah Patsy Widakuswara, koresponden senior Gedung putih yang dulu pernah bekerja di An-TV dan Metro TV. Ke-14 wartawan tersebut menyatakan tindakan Michael Pack memangkas jumlah wartawan asing, mengancam program acara dan proyek-proyek di beberapa negara yang menjadi prioritas keamanan nasional. ”Pemangkasan juga akan dikenakan pada wartawan yang berstatus permanen residen (Green Card), bahkan bagi mereka yang berstatus warganegara AS,” tulis surat keberatan tadi.

Yang lebih memprihatinkan lagi, bunyi surat itu, ”Komentar Michael Pack yang disiarkan podcast, yang hendak mematikan jaringan Air Conditioned (mesin pendingin) di kantor VOA, atau melarang pemakaian masker wajah sebagai upaya ‘drain the swamp”. Ini istilah mengeringkan rawa yang sering disuarakan Presiden Donald untuk membersihkan Gedung Putih dari pengaruh para pendahulunya.

Bahkan, menurut NPR news, Michael Pack menyewa Samuel Dewey. Pengacara berusia 37 tahun ini diminta menyelidiki siapa saja wartawan yang berpandangan bias dan anti-Trump. ”Langkah itu melanggar perlindungan VOA atas independensi wartawannya,” tulis NPR news.

Menanggapi tuduhan itu, Michael Pack menekankan bahwa hal itu dilakukan untuk menjaga keamanan dan kepentingan rakyat Amerika. ”USAGM menghadapi ketidak mampuan manajemen selama beberapa dekade,” tulisnya dalam pernyataan tertulisnya. ”Reformasi terhadap USAGM perlu dilakukan, atas nama rakyat Amerika dan mereka yang bekerja keras untuk bangsa dan lembaga ini,” tulis Michael Pack menambahkan.

Sejauh ini belum terlihat adanya perubahan di tubuh VOA Indonesia yang pernah dikenal sebagai Suara Amerika itu. Dua orang wartawan di antaranya telah kembali ke Indonesia karena visanya J-1 (pegawai kontrak) telah habis masa berlakunya. Biasanya pegawai kontrak akan diperpanjang hingga mendapatkan green card dan selanjutnya menjadi warganegara AS.

Pendengar VOA di Indonesia hanya bisa berharap agar 36 staf dan 10 pegawainya tetap bekerja seperti semula. Demikian juga kantornya di Jakarta yang mempekerjakan 4 karyawan, serta 8 orang korespondennya yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Sehingga program siaran radionya masih bisa didengarkan oleh 400 afiliasi radio FM Indonesia. Demikian juga siaran televisinya yang disiarkan lewat 30 televisi Indonesia. (DP)

.

View Comments

  • Minta ampun. Jangan jelekan negara kelahiran dengan mengatakan diperkusi. Jujur saja bilang senang tinggal diamerika From boisenidaho

  • Cool blog! Is your theme custom made or did you
    download it from somewhere? A design like yours with a few simple adjustements would really
    make my blog stand out. Please let me know where you got your theme.
    Thanks a lot

  • Hi there, for all time i used to check blog posts here early in the morning,
    for the reason that i enjoy to learn more and more.

  • I do agree with all of the ideas you have presented on your
    post. They are very convincing and can certainly work.
    Still, the posts are too short for starters.

    May just you please prolong them a little from subsequent time?
    Thanks for the post.

  • Ahaa, its fastidious discussion about this post at this place at
    this blog, I have read all that, so at this time me also commenting at this
    place.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

1 week ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

2 weeks ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

3 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

3 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

3 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago