Philadelphia kembali menjadi sorotan menyusul rencana razia oleh Imigration and Custom Enforcement (ICE) terhadap imigran tanpa dokumen. Para pejabat kota menyatakan komitmennya untuk melindungi semua penduduk, termasuk komunitas LGBTQ, meski mengakui adanya keterbatasan hukum dalam menghadapi aksi ini.

Anggota Dewan Kota Philadelphia, Rue Landau, memastikan bahwa kota ini memiliki kebijakan yang menolak permintaan ICE untuk menahan individu tanpa surat perintah yang sah. Namun, ia juga mengingatkan bahwa perlindungan tersebut tidak dapat melampaui batas hukum, seperti ketika surat perintah ditandatangani oleh hakim.

Antisipasi Terhadap Kebijakan Imigrasi Pemerintahan Trump

Philadelphia tengah bersiap menghadapi kebijakan imigrasi yang lebih ketat di bawah pemerintahan Donald Trump. Pada Rabu (22/1/2024), Rue Landau mengungkapkan bahwa Dewan Kota bersama masyarakat akan mendesak Wali Kota Cherelle Parker untuk menolak operasi ICE di wilayah tersebut. “Kota ini berkomitmen untuk mendukung komunitasnya,” tegas Landau.

Sementara itu, Departemen Kehakiman memperingatkan pejabat negara bagian dan lokal agar tidak menghalang-halangi kebijakan imigrasi federal. Penjabat Wakil Jaksa Agung Emil Bove menegaskan bahwa pelanggaran terhadap kebijakan federal dapat berujung pada penyelidikan kriminal. “Tugas kami adalah melindungi masyarakat dan memastikan keamanan perbatasan Amerika,” kata Bove.

 

Kekhawatiran di Lingkungan Sekolah

Kemungkinan kehadiran petugas ICE di sekolah-sekolah telah memicu keprihatinan publik. Anggota Dewan Kota Anthony Phillips meminta School District of Philadelphia untuk mengambil sikap tegas dalam melindungi siswa. Ia mengingatkan bahwa razia di lingkungan sekolah dapat menimbulkan trauma bagi anak-anak dan keluarga mereka.

Menanggapi hal ini, Nathalie Neree dari School District of Philadelphia menyatakan bahwa seluruh staf telah diinstruksikan untuk melaporkan setiap interaksi dengan petugas ICE ke kantor pusat sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Langkah ini diambil untuk memastikan perlindungan bagi semua siswa.

Kekhawatiran Komunitas LGBTQ

Selain imigran, komunitas LGBTQ di Philadelphia juga merasa terancam oleh kebijakan pemerintahan baru. Landau, yang secara terbuka mengidentifikasi dirinya sebagai LGBTQ, mengungkapkan bahwa masa depan komunitasnya terasa tidak pasti. “Kami khawatir dengan kemampuan kami untuk menjalani kehidupan tanpa gangguan,” katanya.

Aktivis Mx Deej McCoy menambahkan, “Kaum transgender dan non-biner bukan ancaman. Kami hanya ingin hidup dan berkembang seperti orang lain.”

Solidaritas di Tengah Tekanan

Philadelphia, yang dikenal sebagai kota dengan kebijakan progresif, kini dihadapkan pada tantangan untuk melindungi komunitas rentan dari kebijakan federal yang lebih ketat. Di tengah ketidakpastian ini, para pejabat kota dan komunitas terus bekerja sama untuk memastikan bahwa nilai-nilai inklusivitas dan keadilan tetap dijaga.

-Tim Lantern-

IL

View Comments

Recent Posts

Kuliner yang Paling Dirindukan Para Diaspora

Indonesia terkenal sebagai surga kuliner. Mau apa saja, tinggal jalan sedikit sudah tersedia yang kita…

12 hours ago

Warga AAPI Khawatir terhadap Iklim Politik Amerika Serikat

Isu biaya hidup, inflasi, dan imigrasi kerap mendominasi pemberitaan media di Amerika Serikat. Di tengah…

6 days ago

AAPI Adults Voice Growing Concern Over U.S. Political Climate

Cost of living, inflation, and immigration: buzzwords that encapsulate the main topic of news outlets.…

6 days ago

Tarik-Ulur Penetapan Status Bencana Nasional

Sabtu, 6 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 916 orang meninggal dunia,…

1 week ago

Malam Ketika Riyan Bercerita

Pada 22 November 2025, di sebuah ruangan di Asian Arts Initiative, Philadelphia, Riyan Pondaga akhirnya…

3 weeks ago

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

2 months ago