Categories: Diaspora

Profesor asal Indonesia terlibat penggelapan pajak di Belanda

S. Sofyan, seorang eksekutif perguruan tinggi di Belanda dituduh terlibat penggelapan pajak yang terjadi di sembilan perguruan tinggi di Belanda dan Eropa.

Laman NCR.NL dari Belanda mengabarkan Kamis (9/3/2017), S. Sofyan, profesor dan Ketua Dewan Eksekutif Universitas Islam Eropa, IUE di Rotterdam dikabarkan menilap dana 1,15 juta Euro, sekitar Rp 16 miliar. ‘’Hartanya yang tersimpan di Den Haag ikut disita pihak kejaksaan,’’ tulis NCR.NL.

 

Kasus adanya penggelapan pajak tersebut, telah diendus pihak kejaksaan sekitar enam bulan lalu. Pihak kejaksaan dan penyelidik mencurigai adanya aliran dana dan hibah yang diterima sejumlah organisasi Islam di tiga tempat di Belanda. Yakni di Utrecht, Tilburg dan Geleen. ‘’Di tiga lokasi itu terjadi upaya pencucian uang dalam jumlah besar,’’ tulis Andreas Kouwenhoven dan Merijn Rengers, wartawan NCR.

Tak cuma itu. Kasus penggelapan pajak dan pencucian uang diduga dilakukan juga di sebuah lembaga milik Iran di Voorburg, Belanda. Sementara itu, pembukuan keuangan juga terlihat tidak beres di Yayasan Islamic Center Amsterdam Barat, milik yayasan gerakan turki Suleymanci. Rekening milik masjid ‘Rumah Kaca’ di Rotterdam juga diperiksa, karena dana pembelian masjid senilai 500 ribu Euro diduga diperoleh dari dana hasil pencucian uang. ‘’Dana pembelian masjid berasal dari sumbangan kok. Bukan dari pihak lain,’’ ujar Jounes Hannati, presiden masjid Rumah Kaca.

Desember silam, pihak kejaksaan Belanda menemukan pelanggaran berskala besar di Universitas Islam Eropa, IUE. Perguruan tinggi di Rotterdam yang dipimpin oleh S. Sofyan itu, diduga keras menulis surat tanda terima palsu dari para pemberi sumbangan. Seperti diketahui di Eropa dan AS, para pemberi sumbangan bisa mendapatkan keringanan pajak. Belum jelas nasib S. Sofyan, Ketua Dewan Eksekutif  Perguruan Tinggi IUE, yang dikenal sebagai penerjemah Al Quran ke dalam Bahasa Belanda itu.

 

Kasus ini menggucang komunitas Muslim di Belanda. Beberapa masjid bahkan tidak bersedia lagi menerima sumbangan. Seperti yang dilakukan salah satu masjid di Rotterdam. ‘’Kami tidak ingin mengalami kesulitan. Biarkan kami membayar pajak daripada dituduh terlibat pencucian uang. Kami ingin tampil netral dan mendapat kepercayaan dari otoritas pajak setempat,’’ kata salah seorang direktur masjid itu.

.

Recent Posts

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

2 weeks ago

Wali Kota Baru New York: Zohran Mamdani

Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…

2 weeks ago

Tiga Penangkapan ICE Guncang Komunitas Indonesia di Philadelphia

Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…

3 weeks ago

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

4 weeks ago

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

1 month ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

1 month ago