Menteri luar negeri AS Rex Tillerson menginstruksikan seluruh diplomat AS di luar negeri untuk melakukan pengecekan awal bagi para pemohon visa ke AS.
Reuters mengabarkan Kamis (23/3/2017), empat surat kawat dan memo yang diterbitkan Tillerson sejak dua pekan lalu memberi pengarahan agar pengawasan lebih diperketat. Terutama para pemohon visa dari Iran, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman, negara-negara yang menjadi target perintah eksekutif Presiden Donald Trump.
Dalam memonya itu, Tillerson mewajibkan para diplomatnya untuk bekerjasama dengan petugas keamanan setempat untuk mengetahui sejarah latar belakang para pemohon visa. Mereka juga diminta meneliti akun media sosial milik para pemohon visa. Selain itu juga menanyakan selama 15 tahun terakhir tinggal di mana, pernah bekerja atau bepergian dan tinggal di luar negeri.
Virginia Elliot, jurubicara urusan Konsuler Departemen luar negeri AS menjelaskan, pihaknya berupaya menerapkan memorandum Presiden Donald Trump. ‘’Hal itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memenuhi keputusan pengadilan untuk meningkatkan keamanan warga Amerika,’’ kata Virginia Elliot.
Sejumlah pembela dan pengacara imigrasi mengecam perintah Rex Tillerson yang dinilai rasialis. ‘’Para pemohon visa diperlakukan tak adil, berdasarkan agama, kewarganegaraan dan warna kulit. Bukan hanya karena mereka mengancam keamanan AS.
Isu biaya hidup, inflasi, dan imigrasi kerap mendominasi pemberitaan media di Amerika Serikat. Di tengah…
Cost of living, inflation, and immigration: buzzwords that encapsulate the main topic of news outlets.…
Sabtu, 6 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 916 orang meninggal dunia,…
Pada 22 November 2025, di sebuah ruangan di Asian Arts Initiative, Philadelphia, Riyan Pondaga akhirnya…
Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…