Categories: DiasporaPolitics

Koran ‘Norte’ ditutup setelah banyak wartawan dibunuh di Mexico

Harian Norte dari Mexico terpaksa berhenti beroperasi karena tak tahan dengan serangkaian pembunuhan terhadap para wartawan. NPR.org melaporkan Senin (3/4/2017) dalam edisi terakhirnya yang terbit Ahad, harian Norte memasang judul ‘ADIOS!’ di halaman depan. Dalam artikel penutupannya itu, Oscar Cantu Murguia mengungkapkan, betapa berbahaya kondisi yang dialami para wartawan di Mexico, sehingga harian miliknya terpaksa ditutup.

 

‘’Pembaca yang terhormat, hari ini saya memutuskan untuk menutup harian ini setelah menghadapi kenyataan bahwa tidak ada jaminan keselamatan bagi jurnalisme untuk menyampaikan kritik dan tanggapan,’’ tulis Oscar Cantu Murguia. ‘’Selama 27 tahun kami bertahan melawan gelombang serangan dan hukuman dari individu dan pemerintahan yang menunjukkan praktik korupsi yang merugikan kota ini dan penduduknya,’’ tulis Oscar Cantu melanjutkan. ‘’Saya tidak siap menghadapi kehidupan lebih lanjut, yang harus dibayar rekan-rekan saya maupun saya sendiri,’’ tegasnya. Menurut Komisi Perlindungan Wartawan, sejak 1992, sedikitnya 38 wartawan tewas di Mexico, 32 di antaranya dibunuh karena berbagai alasan. Termasuk Miroslava Breach, wartawati Harian Norte yang ditembak delapan kali oleh sekelompok pria bersenjata pada 23 Maret 2017 lalu. Tiga anaknya yang menemaninya santai sore itu, dibiarkan hidup. Di selembar nota yang ditinggalkan pembunuhnya tertulis: ‘’Ini ganjaran buat yang bicara lantang!’’

Selama karirnya, Miroslava Breach, 52 tahun, sering melaporkan peristiwa korupsi, perdagangan narkoba dan kelompok organisasi kriminal di Mexico. Sepekan sesudah dibunuh, sekelompok orang menembak mati Armando Granados, veteran wartawan di Kota Veracruz. ‘’Pembunuhan seperti itu tidak hanya berdampak pada wartawan saja, tetapi juga warga Mexico, sehingga koran yang memberikan informasi ke rakyat terpaksa ditutup,’’ ujar Carlos Lauria, koordinator senior program CJP. Dan Cantu pun tidak dapat berbuat apa-apa. ‘’Ini merupakan aksi protes. Inilah cara saya melakukan protes dengan diam,’’ kata  Oscar Cantu Murguia.

.

Recent Posts

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

1 week ago

Wali Kota Baru New York: Zohran Mamdani

Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…

1 week ago

Tiga Penangkapan ICE Guncang Komunitas Indonesia di Philadelphia

Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…

3 weeks ago

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

4 weeks ago

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

1 month ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

1 month ago