Kebebasan Pers di Amerika Serikat Merosot

Kebebasan pers di Amerika Serikat dan di dunia merosot di titik paling rendah selama 13 tahun terakhir ini. CNN mengabarkan, hal itu diungkap oleh kelompok pemerhati independen Freedom House, Jumat (28/4/2017). Kelompok itu melakukan analisa berdasarkan politik, hukum dan kondisi ekonomi bagi para wartawan di seluruh dunia. Masing-masing negara dinilai mulai dari 10 hingga 100. Semakin kecil nilainya, maka negara itu dikenal paling bebas kehidupan persnya.

Laporan yang disusun tahun ini, Freedom House menyebutkan kehidupan pers di AS turun dua poin dari 21 menjadi 23. Hal itu menandakan kondisi paling buruk selama 10 tahun lebih, mengingat pada tahun 2006, AS masih menduduki posisi 16. Menurut Freedom House, kemerosotan kehidupan pers di AS, dipicu oleh kondisi politik dan meningkatnya polarisasi media massa, serta meningkatnya propaganda yang didukung Rusia dalam pemilihan presiden AS, 2016.

Di samping itu, Presiden Donald Trump juga kerap melakukan penghinaan dan pelecehan terhadap kerja wartawan, sejak masih menjadi calon presiden maupun setelah menjabat di Gedung Putih. ‘’Tidak seorang presiden AS dalam sejarah yang melakukan pelecehan dan penghinaan terhadap pers, kecuali Trump di awal pemerintahannya,’’ bunyi laporan itu. Bahkan, tindakan Trump itu mencerminkan perlakuan negara-negara lain yang sejak lama membatasi kebebasan persnya.

Meski demikian, AS termasuk negara dengan kebebasan pers yang cukup longgar, berkat adanya perlindungan konstitusi. ‘’AS masih dianggap sebagai negara paling bebas kehidupan persnya di dunia,’’ sebut laporan Freedom House. ‘’Pers AS menikmati pemberitaan agresif dan saling berbeda, malah banyak di antara laporan dan tulisannya tentang berita luar negeri dan dunia, mendapat perlindungan hukum.

Secara global, Freedom House menyimpulkan hanya 31% negara-negara di dunia yang mengalami kebebasan pers. Kesimpulan ini berdasar pada ‘’Kondisi liputan untuk masalah politik, keamanan para wartawan, campur tangan pemerintah terhadap media massa dan insan pers tidak mendapat tekanan hukum maupun ekonomi,’’ tulisnya.

Norwegia, Swedia, Finlandia, Belgia dan Denmark, merupakan negara-negara yang paling menjunjung kebebasan pers. Sebaliknya Korea Utara, Turkmenistan, Uzbekistan, Crimea dan Eritrea merupakan negara yang paling buruk. Tak disebutkan Rusia, China dan Indonesia di peringkat ke berapa.

.

Recent Posts

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

7 hours ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

1 day ago

Pemerintah RI: Golden Visa Hasilkan Rp 48 Triliun Investasi Asing

Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…

1 week ago

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

4 weeks ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

1 month ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

3 months ago