Polisi melakukan penyelidikan atas dugaan penyetruman terhadap empat siswa sekolah dasar oleh Tjipto Yhuwono, Kepala SDN 3 Lowokwaru, Kota Malang, dilaporkan berdalih bahwa tindakannya merupakan semacam terapi bagi para siswa yang ditudingnya sering berbuat gaduh.
Pihak sekolah tak bersedia memberikan keterangan. Petugas satpam juga tak mengizinkan jurnalis masuk sekolah dan meminta untuk menghubungi Dinas Pendidikan. Para orang tua dari empat siswa kelas enam yang menjadi korban juga menolak untuk menjelaskan lebih jauh kepada wartawan menyusul kehebohan meluas setelah kasus ini dibicarakan di berbagai media.
Menurut Rahayu Sugiarti, yang datang ke sekolah bersama sejumlah anggota DPRD lain- peristiwa itu terjadi usai para siswa melaksanakan salat duha di musalah sekolah. Kepala Sekolah, katanya, memanggil keempat siswa yang dinilai sering berbuat gaduh dan diminta duduk bersila serta melakukan meditasi selama 10 menit.
“Para siswa lalu diminta bergantian berdiri di atas papan yang telah dialiri listrik. Kepala sekolah menempelkan tespen ke dahi siswa untuk mengetes aliran listrik di tubuh siswa,” katanya. Kepala sekolah beralasan hukuman itu merupakan ‘terapi listrik yang dilakukan untuk keseimbangan otak kiri dan otak kanan. “Agar mereka tak sering menganggu dan berbuat ribut di kelas,” papar Rahayu. “Tapi itu salah besar. Tak boleh ada kekerasan dalam mendidik. Jika dilakukan terapi, harus dilakukan oleh ahlinya.” (BBC Indonesia.com)
Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…
Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…
Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…
Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…
Barang-barang impor dari Indonesia ke AS akan dikenai pajak 19 persen, sedangkan produk AS tidak…