Blokade ekonomi Qatar dorong naiknya harga minyak dunia

Aksi blokade ekonomi yang dilakukan 4 negara Arab terhadap Qatar, membuat perdagangan berbagai komoditi mulai terlihat dampaknya. Kantor berita Reuters mengabarkan Selasa (6/6/2017), sejumlah dermaga dan pelabuhan laut Arab Saudi, UAE, Bahrain dan Mesir menolak kapal-kapal pengangkut minyak dari Doha. Mereka bahkan mengancam akan menghentikan seluruh bahan ekspor makanan, juga menghentikan pengiriman Gas Alam Cair atau LNG.

 

Tak cuma itu. Negara-negara sahabat Arab Saudi menolak menerima pengiriman LNG dari negara-negara Teluk. Bahkan Mesir melarang kapal-kapal tanker yang membawa muatan minyak dari Qatar, untuk melintasi Terusan Suez menuju Eropa. Perusahaan S&P Global Platts juga mengkhawatirkan, kapal-kapal tanker yang mencampur pengiriman minyak dari Qatar dengan minyak mentah dari Kuwait, Saudi, UAE dan Oman akan dikontrol ketat. ‘’Hal itu bakal berdampak buruk terhadap harga minyak mentah dari Qatar,’’ bunyi pernyataan resmi S&P Global Platts.

Bahkan perusahaan pengangkut peti kemas dunia Maersk Line, dilarang mengangkut barang-barang komoditi yang keluar dan masuk Qatar. Menurut seorang jurubicaranya, semua komoditi biasanya dikirim ke Qatar melewati Pelabuhan Jebel Ali di Uni Emirat Arab.

 

‘’Kami mendapat konfirmasi bahwa kami tidak boleh ke luar masuk Jebel Ali,’’ kata seorang jurubicara Maersk Line. Kapal-kapal Qatar juga dilarang berlabuh di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Kapal-kapal pengangkut LNG dan minyak Qatar juga dilarang mengisi bahan bakar di Pelabuhan Fujairah di UEA, sehingga para pemilik kapal harus mencari pelabuhan lain.

Sementara itu, Pemerintah Cairo belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang Terusan Suez. Menurut perjanjian internasional, jalur utama yang dikuasai Mesir itu harus tetap terbuka bagi kapal-kapal dari seluruh negara, termasuk Qatar. Namun, bila Perusahaan importir gas LNG, Egyptian Natural Gas Holding menghentikan impor gasnya dari Qatar, maka harga gas dan minyak dunia bakal melejit tinggi. Maklum, Qatar memproduksi 60% LNG yang diimpor Mesir.

.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

5 days ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

7 days ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

2 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

2 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago