Categories: Uncategorized

Warga Haiti dan Latin Jadi Sasaran Deportasi Berikutnya

Setelah mencabut program DACA, Presiden Donald Trump akan menentukan nasib 440 ribu warga negara asing yang diberi izin untuk tinggal sementara waktu di AS. CNN mengabarkan Senin (11/9/2017), mereka antara lain berasal dari Sudan, Nicaragua, Honduras, Haiti, El Salvador dan lainnya.

Negara-negara itu termasuk dari negara yang mengalami krisis – mulai perang saudara atau tertimpa bencana alam yang diberi izin tinggal sementara, selama 20 tahun di AS. ‘’Menteri Dalam Negeri akan memutukan masa depan mereka, dan Badan Imigrasi dan Kewarganegaraan, USCIS akan mengeluarkan Pemberitahuan Pendaftaran Ulang Federal, dalam waktu dekat ini,’’ bunyi pernyataan resmi Badan USCIS (US Citizenship and Immigration Services).

Izin tinggal sementara bagi warga Sudan dan Sudan Selatan yang jumlahnya sekitar 1000 orang akan berakhir 2 November 2017. Nicaragua yang sebanyak 5.300 jiwa dan 86 ribu warga Honduras akan berakhir Januari 2018. Demikian pula warga Haiti yang jumlahnya hampir 58,7 ribu orang yang ditampung setelah bencana alam tahun 2011, akan berakhir izin tinggalnya Januari 2018.

Anggota parlemen AS menekan Pemerintahan Trump agar program proteksi ke-6 warga negara asing itu diperpanjang, karena bakal mengancam kelangsungan hidup mereka. Bulan Juli lalu, dalam pertemuannya dengan kelompok Kaukus Kongres Spanyol, bekas Menteri Keamanan Dalam Negeri John Kelly berniat mengakhiri status warga Haiti saja, tapi belum dapat menentukan nasib warga negara Amerika Latin lainnya.

Seorang pengamat dari Pusat Imigran Legal memperkirakan, AS harus mengeluarkan dana sampai $ 3,1 miliar untuk memulangkan warga dari El Salvador, Honduras dan Haiti. Malah, badan Keamanan Sosial AS kehilangan kontribusi para imigran legal itu sebesar $ 6,9 miliar. Bahkan dunia bisnis akan menderita kerugian sampai $ 1 miliar karena para tenaga kerjanya dipulangkan ke tanah airnya. ‘’Mereka yang sudah tinggal di sini selama puluhan tahun, biasanya mulai membaur di antara komunitas mereka dan memiliki bisnis atau usaha sendiri,’’ tutur Zoe Lofgren, anggota parlemen Demokrat dari California.

Kini tinggal menunggu keputusan Donald Trump. Sejak awal terpilih menjadi presiden tahun 2016 lalu, Presiden Trump bertekad memburu imigran dari Amerika Tengah dan Amerika Latin, dan mengecam aksi kekerasan kelompok MS-13. Kelompok ‘Mara Salvatrucha’ ini dikenal sebagai geng kriminal internasional yang awalnya berasal dari Los Angeles, California pada tahun 1980-an. Kelompok beranggotakan 70 ribu asal El Savador ini menguasai perdagangan obat bius dan sering melakukan aksi kriminal, dan kini telah merebak hingga kota-kota New York, New Jersey, Boston, Charlotte, North Carolina dan Houston. Bahkan hingga Toronto, Canada.

.

Recent Posts

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

4 days ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

5 days ago

Pemerintah RI: Golden Visa Hasilkan Rp 48 Triliun Investasi Asing

Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…

2 weeks ago

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

4 weeks ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

1 month ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

3 months ago