Malala Yousafzai mulai kuliah di University of Oxford, Inggris

Malala Yousafzai, bocah perempuan peraih Nobel Perdamaian dari Pakistan itu mulai kuliah di University of Oxford, pekan ini.

The New York Times mengabarkan Selasa (10/10/2017), hal itu dituliskan Malala di akun Twitternya. ‘’Lima tahun lalu, aku ditembak dan mereka mencoba membungkam saya agar tidak berbicara tentang pendidikan anak-anak perempuan,’’ tulisnya. ‘’Tapi hari ini, saya mengawali kuliah saya di Oxford,’’ sambungnya.

Agustus lalu, Malala Yosafzai yang kini berusia 20 tahun, secara formal diterima di Aula Lady Margaret Hall. Waktu itu, Malala mengutarakan bahwa bocah perempuan asal Lembah Swat, Pakistan itu akan mengikuti kuliah filosofi, politik dan ekonomi. ‘’Saya ingin membangun negeri saya Pakistan,’’ katanya saat wawancara dengan The New York Times, tahun 2019. Clare Woocock, jurubicara Perguruan Oxford memberi kepastian bahwa Malala memang diterima di peguruan tinggi kondang di Inggris itu. Bekas PM Pakistan Benazir Bhutto pernah kuliah di perguruan tinggi itu.

Malala menuliskan kisah hidupnya di sebuah blog untuk BBC. Tentang Lembah Swat, sebuah kawasan di Pakistan yang dikuasai kelompok Taliban. Pada 2012 ketika berusia 15 tahun, Malala ditembak oleh seorang gerilyawan Taliban yang menanyakan namanya, sebelum menembak bagian kepala dan lehernya. Malala dikirim ke Inggris untuk menjalani operasi, dan tinggal bersama keluarganya di Birmingham, Inggris pada 2013.

Setahun kemudian ia dianugerahi Nobel Perdamaian, bersama Kailash Satyarthi, aktivis India yang melawan sikap supresif kepada anak-anak dan memperjuangkan hak para bocah menikmati pendidikan.

Bulan lalu, beberapa hari setelah mengunggah fotonya di Sidang Umum PBB, Malala meminta saran dari 987 ribu pengikutnya di Twitter. ‘’Apakah ada saran, barang-barang apa saja yang harus dibawa selama di Universitas? Apa saja yang tidak boleh dilakukan dan apa saja yang harusnya dilakukan selama berada di perguruan tinggi?’’

‘’Banyak yang menyarankan barang-barang yang saya kira terlalu banyak dibawa ke perguruan tinggi. Sebagian lain menyarankan terlalu sedikit,’’ tulisnya belakangan. Namun ada dua barang penting yang harus ada di dalam kopornya: English Breakfast tea dan sandal jepit untuk mandi di asrama.

.

View Comments

  • Thank you for sharing your info. I truly appreciate your efforts and I am waiting for
    your further write ups thank you once again.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

6 days ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

1 week ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

2 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

3 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago