Pesawat PIA Ketinggalan Dua Jenasah di JFK Airport

Maskapai Penerbangan Pakistan International Airlines, PIA menyatakan maaf karena ketinggalan dua jasad di Bandara New York, yang seharusnya diterbangkan ke Lahore, Pakistan.

Harian The Nation mengabarkan Rabu (1/11/2017), ‘’Pihak PIA menyesalkan peristiwa yang tidak mengenakkan bagi pihak keluarga,’’ tutur seorang jurubicara PIA. ‘’Kami bersimpati bersama anggota keluarga yang meninggal dunia,’’ sambung jurubicara itu. Sementara itu, Direktur Utama PIA Nasir Ali memerintahkan agar kasus ini diselidiki.

 

Peristiwa itu terjadi Sabtu pekan lalu, saat maskapai penerbangan itu bersiap-siap meninggalkan AS menuju Lahore lewat Manchester, Inggris. Mungkin karena teledor, jasad warga Pakistan bernama Nasir Ali yang seharusnya diangkut menuju Lahore, ternyata ketinggalan di Bandara John F. Kennedy, New York. Demikian juga yang dialami jasad lain bernama Nauman Badar. Pihak keluarga menunggu lama, namun jenasah keduanya tidak muncul. Baru ketahuan bahwa keduanya tertinggal di AS.

Jasad Nasir Ali akhirnya diterbangkan oleh Maskapai Penerbangan Etihad Airways ke Lahore, sedangkan pihak keluarga Namuan Badar memutuskan untuk memakamkan jasad kerabatnya itu di Maryland, AS.

Pakistan International Airways pernah menjadi maskapai penerbangan global paling kondang hingga tahun 1970-an. Namun karena negara tersebut mengalami sejumlah masalah dan terbelit utang miliaran dolar, maskapai penerbangan itu terpuruk namanya dan layanannya pun terbilang asal-asalan.

Penerbangan domestik kerap kali tertunda keberangkatannya, apabila ada pejabat tinggi yang terlambat tiba. Sejumlah oknum maskapai penerbangan negara dunia ketiga, biasanya menjadi tikus bandara dan berhasil menggerogoti tas penumpang dan mencuri barang-barang berharga. Bahkan, banyak di antara mereka yang menyelundupkan narkoba atau pesawat iPhone dalam kopor penumpang.

Tahun lalu, dua karyawan maskapai penerbangan Pakistan terbunuh dalam aksi demonstrasi di Bandara Karachi. Aksi unjuk rasa itu digelar karena ada kabar maskapai penerbangan nasional dibeli tangan pihak swasta. Pada 2013, salah seorang pilot dipenjara sembilan bulan di Inggris karena kedapatan mabuk sebelum menerbangkan pesawat berpenumpang 156 orang dari Leeds, Inggris menuju Islamabad, Pakistan.

.

Recent Posts

Kuliner yang Paling Dirindukan Para Diaspora

Indonesia terkenal sebagai surga kuliner. Mau apa saja, tinggal jalan sedikit sudah tersedia yang kita…

6 days ago

Warga AAPI Khawatir terhadap Iklim Politik Amerika Serikat

Isu biaya hidup, inflasi, dan imigrasi kerap mendominasi pemberitaan media di Amerika Serikat. Di tengah…

2 weeks ago

AAPI Adults Voice Growing Concern Over U.S. Political Climate

Cost of living, inflation, and immigration: buzzwords that encapsulate the main topic of news outlets.…

2 weeks ago

Tarik-Ulur Penetapan Status Bencana Nasional

Sabtu, 6 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 916 orang meninggal dunia,…

2 weeks ago

Malam Ketika Riyan Bercerita

Pada 22 November 2025, di sebuah ruangan di Asian Arts Initiative, Philadelphia, Riyan Pondaga akhirnya…

4 weeks ago

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

2 months ago