Categories: Diaspora

Pembunuh Tiga Suami Jepang Dihukum Gantung

Chisako Kakehi, dijatuhi hukuman gantung oleh Pengadilan Distrik Kyoto, karena terbukti membunuh dua bekas suaminya agar supaya mendapatkan asuransi kematian bernilai jutaan dolar.

Fox News mengabarkan, Hakim Ayako Nakagawa menjatuhkan putusannya Selasa (7/11/2017). ‘’Saya tidak punya pilihan lain, kecuali menjatuhkan penalti terberat,’’ katanya. Dalam uraiannya di pengadilan, Ayako mengungkapkan bahwa Chisako Kakehi, dinilai sangat kejam, karena merencanakan seluruh kematian tiga bekas suaminya secara terinci. Termasuk di antaranya mempersiapkan racun Sianida yang dibeli dari pemasok bahan kimia, kios dryclean miliknya. ‘Sehingga Chisako Kakehi dapat mewarisi asuransi jiwa kedua bekas suaminya bernilai total $ 8,8 juta,’’ tutur Hakim Ayako Nakagawa.

Selama pengadilan berlangsung, jaksa penuntut umum menguraikan, awalnya Chisako yang berusia 70 tahun mencari seorang lelaki kaya tanpa anak di biro jodoh Jepang. Dalam waktu tak lama, Chisako berhasil dinikahi Isao Kakehi, 75, yang tengah mencari jodoh. Namun, tak sampai sebulan pernikahan mereka berlangsung pada 2013, Isao Kakeshi meninggal dunia dan Chisako, istrinya mewarisi asuransi jiwa.

Kematian dalam waktu singkat itulah, yang membuat polisi curiga. Setelah diusut, ternyata Masanori Honda dan Minoru Hioki tewas pada saat hidup bersama dengan Chisako. Dalam pengusutan itulah, Chisako mengakui bahwa ketiga korbannya diracuni Sianida. Termasuk pula Toshiaki Suehiro, 79, yang berhasil selamat.

Semua itu dilakukan karena Chisako, yang dijuluki ’Black Widow’ terbiasa hidup mewah dan tamak. Perempuan kelahiran Kitakyushu itu menikah dengan seorang sopir truk di usia 24 tahun. Awalnya bisnis mereka, percetakan sablon kaus, cukup lancar. Namun setelah suaminya meninggal tahun 1994, Chisako menimbun banyak utang. Untuk menutupi utangnya itulah, Chisako, melakukan jalan pintas dengan menggaruk asuransi jiwa para korbannya yang diperkirakan bernilai total $ 8,8 juta.

Dalam pengakuannya di depan pengadilan, Chisako mengakui seluruh perbuatannya. ‘’Saya memang membunuh suami-suamiku. Saya tidak mau menyembunyikan sesuatu. Biarlah saya tertawa dan mati bila saya dihukum mati esok hari,’’ katanya. Belakangan Chisako menarik pengakuannya itu. Tim pengacaranya meminta keringanan kliennya, karena dianggap menderita dementia atau pikun.

.

View Comments

  • I really like what you guys tend to be up too. This kind of clever work and
    reporting! Keep up the awesome works guys I've included you guys
    to blogroll.

  • I simply could not depart your site prior to suggesting that I extremely enjoyed the usual info a
    person supply for your guests? Is going to be again regularly in order
    to check up on new posts

  • Very nice write-up. I absolutely appreciate
    this site. Keep writing!

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

5 days ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

1 week ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

2 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

2 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago