In this photo provided by Tasnim News Agency, relatives weep over the body of an earthquake victim, in Sarpol-e-Zahab, western Iran, Monday, Nov. 13, 2017. Authorities reported that a powerful 7.3 magnitude earthquake struck the Iraq-Iran border region on Monday and killed more than three hundred people in both countries, sent people fleeing their homes into the night and was felt as far west as the Mediterranean coast. (Farzad Menati/Tasnim News Agency via AP)
Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan rumah hunian yang hancur akibat gempa bumi Ahad lalu, karena kesalahan para pemborong dan pemerintah lama.
Kantor berita Reuters mengabarkan, hal itu diutarakan Hassan Rouhani Rabu (15/11/2017). ‘’Rumah-rumah yang dibangun pemerintah hancur lebur, sedangkan rumah yang dibangun kontraktor lokal tetap kokoh berdiri,’’ kata Presiden Rouhani di depan sidang kabinet. ‘’Jelas ada indikasi korupsi. Ada tanda-tanda korupsi dalam kontrak pembangunannya,’’ sambung Rouhani dengan nada tinggi.
Seperti diberitakan, gempa bumi yang melanda Kota Sarpol-e-Zahab, Iran mengakibatkan 530 orang tewas. Foto-foto yang beredar di linimasa menggambarkan rumah-rumah tampak utuh dan masih berdiri tegak, di samping rumah rakyat yang dibangun Pemerintah Iran. Pada tahun 2011 Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengeluarkan inisiatif untuk membangun perumahan rakyat, termasuk di Kota Sarpol-e-Zahab.
Dalam pidatonya Presiden Hassan Rouhani menekankan bahwa dalam waktu dekat para pembangun rumah rakyat akan dihukum. Mohammad Hossein Sadeghi, jaksa agung di Kermanshah, salah satu kota yang hancur, mengungkapkan bahwa mutu bangunan yang hancur akan segera diselidiki, dan pihaknya akan menyusun tuduhan bagi para pemborong akan dimintai pertanggung jawaban. ‘’Bila konstruksi bangunan terbukti bermasalah, maka pihak-pihak yang terlibat akan diinterogasi,’’ kata Hossein Sadeghi seperti dikutip Kantor Berita Pelajar Iran, ISNA.
‘’Perintah penahanan sejumlah pembangun dan kontraktor juga telah dikirimkan dan ditindak lanjuti. Termasuk di kota Islamabad-e-Grab yang cukup parah,’’ tutur Hesmatollah Falahatpisheh, seorang anggota parlemen Iran. Sementara itu, penduduk yang menjadi korban bencana mengeluh karena lambatnya bantuan dari pemerintah pusat. Mulai dari makanan, minuman, tenda-tenda penampungan hampir belum terkirim ke kawasan bencana.
Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…
Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…
Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…
Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…
Barang-barang impor dari Indonesia ke AS akan dikenai pajak 19 persen, sedangkan produk AS tidak…