Jumlah imigran lompat pagar menurun sejak Presiden Trump

Penangkapan imigran gelap oleh petugas Patroli perbatasan AS Mexico menurun 25 persen sejak Presiden Donald Trump menduduki Gedung Putih, sembilan bulan lalu.

Kantor berita Reuters mengabarkan Selasa (5/12/2017), jumlah imigran yang ditangkap petugas perbatasan hanya 310 ribu. Jumlah itu menurun 25% atau merupakan titik terendah sejak 1971. Sebaliknya, para imigran tak berdokumen yang ditangkap dan dideportasi oleh Petugas Imigrasi dan Pabean, ICE naik 25 persen menjadi lebih dari 143 ribu orang.

‘’Perintah Eksekutif Presiden sangat jelas: Jika anda berada di AS secara ilegal, maka anda akan kami tangkap,’’ ujar Thomas Homan, akting Direktur ICE kepada para wartawan. Sementara itu, jumlah imigran tanpa dokumen yang dideportasi meningkat 25% hingga sekitar 81 ribu orang. Bahkan sejak Presiden Trump berkuasa, jumlah itu meningkat hingga 37%.

 

Belum diketahui penyebab utama menurunnya jumlah imigran yang ditangkap petugas perbatasan. Padahal Pemerintah Trump belum memperoleh dana pembangunan tembok pembatas antara Mexico-AS. Bahkan petugas pengawas perbatasan menurun kurang dari 19.500 personil karena pemerintah federal kesulitan mencari calon pelamar yang bersedia menjadi petugas perbatasan.

Sekitar 58% imigran yang ditangkap di perbatasan, berasal dari negara-negara yang bukan Mexico. Mereka umumnya berasal dari Amerika Tengah seperti El Salvador yang menempati urutan teratas, disusul dengan Guatemala dan Honduras yang masuk AS lewat Texas Selatan. Lokasi itu menggantikan kawasan Arizona yang selama ini menjadi lokasi favorit bagi imigran tanpa dokumen untuk melakukan lompat pagar.

Penurunan tersebut, mendorong para pengecam Trump mempertanyakan pembangunan tembok perbatasan yang bernilai sekitar $ 13 miliar. Petugas penjaga perbatasan juga ditambah 5 ribu orang dan perlengkapan petugas juga ditingkatkan. ‘’Untuk apa menghabiskan dana begitu besar untuk membangun tembok pembatas? Tanpa tembok pun, penangkapan imigran sudah menurun tajam,’’ kata seorang pemrotes.

Namun hal itu dibantah oleh Thomas Homan yang menjelaskan bahwa pembangunan tembok pembatas menyebabkan banyak imigran yang lompat pagar menurun jumlahnya. ‘’Kenapa tidak? Coba bandingkan berapa besar biaya keamanan nasional dan keselamatan publik?,’’ tanya Thomas Homan.

.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

3 days ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

5 days ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

2 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

2 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

2 weeks ago