Sembilan warga Irak Dituduh curi data Ratusan Universitas AS

Departemen Kehakiman AS menjatuhkan dakwaan atas sembilan warga Iran yang meretas sejumlah perguruan tinggi, perusahaan dan badan pemerintah, Jumat (23/3/2018).

NBC News mengabarkan, ‘’Kesembilan terdakwa mencuri data dari 140 perguruan tinggi di AS, 30 perusahaan AS dan lima badan pemerintah AS,’’ tutur Rod Rosenstein, deputi jaksa agung AS. ‘’Selain itu, mereka juga meretas lebih dari 176 universitas di 21 negara asing lainnya,’’ tambah Rod Rosenstein.

Dalam pernyataan resminya di depan wartawan itu, Rod Rosenstein menekankan, dengan diumumkannya ke-9 warga Iran itu, pihaknya tidak hanya mengungkap identifikasi para peretas, ‘’Tetapi juga mengirim pesan keras kepada Republik Islam Iran, pendukung mereka,’’ kata Rod Rosenstein.

Ke-9 warga Iran itu bekerja di sebuah perusahaan bernama Mabna Institute yang didirikan tahun 2013. Institut itu memang bertujuan untuk membantu sejumlah perguruan tinggi Iran mencuri hasil penelitian ilmiah. Selanjutnya, data yang bernilai $ 3,4 miliar itu, diam-diam diberikan kepada Garda Revolusi atau dijual ke pihak-pihak tertentu. Kejaksaan AS menyatakan, ke-9 warga Iran itu berhasil menggondol data akademis dan hak cipta AS sebanyak 31 terabytes, atau setara dengan 15 miliar halaman cetak.

Geoffrey Berman, salah satu pengacara AS di Manhattan, NY menjelaskan bahwa ke-9 peretas untuk menargetkan lebih dari 100 ribu profesor di universitas-universitas seluruh dunia. 8 ribu di antaranya membuka link internet, sehingga komputer mereka dapat dibobol. Sedangkan badan-badan pemerintah AS yang menjadi target adalah Departemen Tenaga Kerja; Komisi Regulasi Energi Federal; Negara Bagian Hawaii dan Indiana dan PBB.

Kesembilan peretas Iran itu diduga berada di Iran dan sulit dihadapkan ke pengadilan AS, mengingat AS dan Iran tidak memiliki perjanjian ekstradisi. ‘’Namun mereka menjadi buronan Interpol,’’ kata David Bowdich, akting Deputi Direktur FBI. ‘’Setelah dakwaan dijatuhkan AS, ke-9 peretas itu hanya berada di belakang komputer saja, bila mereka hendak jalan-jalan ke luar negeri,’’ kata David Bowdich. Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi keuangan kepada ke-9 warga Iran itu dan Mabna Institute.

 

.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

6 days ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

1 week ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

2 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

3 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago