Rusia Dikhawatirkan Lumpuhkan Kabel Komunikasi Bawah Laut

Para petinggi AS dan Eropa merasa khawatir Rusia bakal melakukan sabotase laut dengan memotong kabel optik yang terbentang di lautan sebelah Selatan Amerika.

Globalnews.com mengabarkan Jumat (30/3/2018), kekhawatiran itu terungkap setelah Jenderal Curtis Scaparrotti, komandan Komando AS di Eropa memberikan penjelasan di depan Kongres pekan ini. ‘’Kami melihat adanya kegiatan oleh angkatan laut Rusia, khusus kegiatan oleh kapal selam Rusia di bawah laut,’’ katanya. ‘’Kegiatan yang tak pernah kita lihat sejak tahun 1980-an,’’ lanjut Jenderal Curtis Scaparrotti.

Meski kekhawatiran itu belum terbukti, namun Rusia punya potensi untuk melakukan hal itu. Dan akibatnya fatal. Sebab 400 buah kabel optik yang terbentang di bawah laut, mengantarkan jutaan email dan teks setiap hari di dunia. Transaksi keuangan dunia bernilai $ 10 triliun setiap hari juga akan terganggu. Tanpa kabel optik, sebuah bank di Asia tidak dapat mengirim dana ke Arab Saudi untuk membayar minyak. Para pemimpin militer AS juga tidak dapat berkomunikasi dengan pasukannya di Afghanistan atau Timur Tengah untuk berperang melawan kelompok ekstrimis.

Sebab, Rusia memiliki kapal yang mampu memotong kabel optik di pantai Selatan AS. Direktorat Riset Dalam Laut Rusia memiliki sejumlah kapal selam, drone bawah laut dan mini kapal selam yang mampu memotong kabel optik sepanjang hampir 1 miliar kilometer, yang menjuntai di bawah laut. Kabel optik yang bisa melilit bola dunia 25 kali itu dimiliki oleh sejumlah perusahaan telekomunikasi swasta, termasuk perusahaan raksasa seperti Google dan Microsoft.

Parlamentskaya Gazeta, salah satu publikasi parlemen Rusia menulis tentang kapal bernama Yantar. ‘’Kapal itu didisain untuk pekerjaan menelusuri dan menghubungkan kabel komunikasi rahasia di bawah laut,’’ tulis majalah itu. ‘’Pada September 2015, Yantar berada di dekat King Bay, Georgia, AS untuk mengumpulkan informasi tentang peralatan kapal selam AS, termasuk alat sensor bawah laut dan jaringan informasi militer AS,’’ bunyi laporan salah satu televisi Rusia.

Karena itu, ‘’Jika anda tiba-tiba tidak dapat menghidupkan mobil anda dari kotak elektronik, maka anda harus hati-hati. Dampaknya benar-benar sangat membahayakan,’’ kata Kolonel Dave Lujam, mantan anggota AU yang menjadi deputi komandan Grup Operasi Ekspedisi 332 di Hampton, Virginia, AS.

.

Recent Posts

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

3 days ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

4 days ago

Pemerintah RI: Golden Visa Hasilkan Rp 48 Triliun Investasi Asing

Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…

1 week ago

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

4 weeks ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

1 month ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

3 months ago