Pesenirupa Ai Wei Wei Bakal Tinggalkan Berlin

Ai We Wei, pesenirupa instalasi China bersiap meninggalkan Berlin, Jerman, kota yang menjadi tempat pengasingannya selama 3 tahun. Majalah Deutsche Welle mengabarkan Kamis (3/5/2018), Ai Wei Wei memberi alasan bahasa Jerman menjadi kendala utama baginya, sehingga ia harus meninggalkan Berlin.

Ai Wei Wei yang hidup bersama putranya di Berlin itu, akan pindah ke sebuah negara yang menurutnya digambarkan ke ‘’Negara yang lebih banyak sinar mataharinya,’’ kata Ai Wei Wei. ‘’Di manapun saya tinggal, saya tidak menyebutnya sebagai rumahku,’’ sambungnya. Artinya, lelaki kelahiran Beijing tersebut tidak akan kembali ke China dalam waktu dekat ini.

Sebelum pindah ke Berlin, Ai Wei Wei ditahan selama 4 tahun di China, karena melakukan serangkaian kritik terhadap Pemerintah China. Terakhir kali Ai Wei Wei mengecam kontraktor pembangun asrama mahasiswa yang roboh dan menewaskan ratusan korban. Akhir Juli 2015 Pemerintah Beijing memberikan kembali paspornya, dan Ai Wei Wei pun pindah dan bermukim di Berlin, menyusul keluarganya.

Selama tiga tahun, Ai Wei Wei menjadi dosen tamu di Universitas Berlin Jurusan Senirupa yang ditawarkan kepadanya sejak tahun 2011. Tugasnya itu berakhir akhir musim panas tahun ini, sekitar bulan Juli atau Agustus 2018 nanti.

‘’Berlin memberi saya waktu yang penting untuk orientasi, lewat studio di bawah tanah tempat tinggal saya, juga ketidak pedulian saya pada Bahasa Jerman,’’ tutur Ai Wei Wei. ‘’Hal itu membantu saya lebih berkonsentrasi pada karya-karya saya,’’ sambung Ai Wei Wei. Peseni rupa ini tetap mempertahankan studionya di ruang bawah tanah pabrik bir Pfefferberg di kawasan Prenzlauer Berg. ‘’Studio itu akan selalu menjadi basis saya. Saya tidak akan menyerah,’’ tutur Ai Wei Wei.

Peseni rupa instalasi yang pernah menggelar sejumlah karyanya di AS, Jerman dan Inggris itu dikenal juga sebagai pejuang hak asasi manusia. Ai Wei Wei pernah bertemu dengan pemimpin separatis Carles Puigdmont di Berlin, dan membicarakan situasi HAM di Eropa dan berencana melakukan protes hukum mempertahankan HAM dan demokrasi. 

.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

4 days ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

6 days ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

2 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

2 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago