Hampir 200 orang atlet dan pejabat olahraga mengajukan suaka politik setelah ikut berpartisipasi dalam Pesta Olahraga Persemakmuran di Australia, 2018.
The Telegraph mengabarkan Senin (21/5/2018), ke-200 atlet dan pejabat olahraga itu dikabarkan hilang dan tidak pulang ke negaranya masing-masing. Mereka kebanyakan berasal dari negara-negara Afrika seperti Rwanda, Uganda, Sierra Leone dan Cameroon. Para pemohon suaka politik itu, umumnya adalah kaum homoseksual yang melarikan diri karena takut dieksekusi di negaranya.
Sebelum pesta olahraga digelar, Australia mengeluarkan 13 ribu visa bagi atlet dan pejabat tim asing. Di depan komisi parlemen, pejabat imigrasi Australia mencatat 8.100 orang telah tiba di Australia, namun yang pulang hanya 7.848 orang, sehingga 255 orang sisanya masih berada di Australia. 205 orang di antaranya memegang visa kunjungan sementara dan menunggu permohonan visa asilumnya dikabulkan.
‘’Yang saya tahu 190 orang di antaranya mengajukan suaka politik,’’ tutur Malisa Golightly dari Departmen Dalam Negeri Australia. ‘’Kami akan akan memberikan prioritas bagi mereka, semampu kami,’’ lanjutnya.
Jumlah pemohon suaka politik usai pesta olahraga di Australia ini, menunjukkan jumlah cukup tajam dari tahun-tahun sebelumnya. Setahun setelah Pesta Olahraga Persemakmuran di Glasgow, Scotlandia 2014, tercatat 21 orang mengajukan suaka politik dan 39 orang lainnya diam-diam tetap tinggal di Glasgow.
Dalam pesta olahraga sejenis di Melbourne, Australia pada 2006, 45 orang kedapatan mengantongi visa kadaluarsa dan meminta asilum. Lalu pada pesta Olimpiade di London, Inggris 2012 lalu, 54 orang atlit dari negara-negara Afrika diberi suaka politik oleh Pemerintah Inggris.
Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…
Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…
Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…
Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…
Barang-barang impor dari Indonesia ke AS akan dikenai pajak 19 persen, sedangkan produk AS tidak…