Krisis Tak Kunjung Reda, Raja Abdullah II Ganti PM Yordania

Raja Yordania Abdullah II memberhentikan PM Hani al-Mulki dan menggantikannya dengan Omar Razzaz, menteri pendidikan lulusan Harvard, Senin (4/6/2018).

NPR News mengabarkan, penggantian pucuk pimpinan Yordania itu dilakukan Raja Abdullah setelah negara itu dilanda kekacauan. Dua hari sebelumnya, ribuan warga Yordania turun ke jalan di Ibukota Amman dan kota-kota lain untuk melakukan protes atas krisis ekonomi yang melanda Yordania.

Di kawasan Shmeisani, Amman, tercatat 2 ribu demonstran dari beberapa kota berkumpul dan melakukan protes di depan kantor perdana menteri Yordania. Mereka adu fisik dengan ratusan polisi yang mencoba menghalangi aksi yang menuntut kenaikan harga dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Harga tarif listrik naik, setelah harga roti melambung tinggi, gara-gara kebijaksanaan pajak yang diterapkan Pemerintahan PM Hani al-Mulki, sehingga warga Yordania yang berpenghasilan rata-rata $ 1,5 juta per bulan merasa tercekik.

‘’Seperti jerami yang mampu mematahkan punggung unta,’’ kata Hanadi Dweik, seorang guru taman kanak-kanak yang tak mampu membayar air minum dan listrik. ‘’Mereka tetap menaikkan pajak tanpa memberi pelayanan layak. Bahkan kami tidak memiliki sistem transportasi memadai,’’ lanjutnya. Sementara Mohammad al-Hajaj, mahasiswa 22 tahun menuduh,  ‘’Pemerintahan ini penuh korupsi. Di mana dana miliaran dolar yang mereka tarik dari luar negeri?’’ katanya.

Gara-gara harga minyak turun, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi memangkas bantuannya ke Yordania. Meski AS tetap memberi bantuan terbesar, namun Yordania tetap sempoyongan. Negara berpenduduk 10 juta jiwa itu, harus menanggung sejumlah pengungsi Palestina. Yordania yang tak memiliki sumber alam minyak itu, terpaksa menggantungkan bantuan dari Dana Moneter Internasional, IMF yang mengharuskan Yordania melakukan pemangkasan subsidi di sejumlah sektor. 

Kini dengan tampilnya Razzaz, yang berpengalaman di Bank Dunia, ekonomi Yordania diharapkan akan membaik. ‘’Bukan semata soal pajak saja. Lebih dari itu,’’ kata Mustafa Hamarneh. ‘’Para pejabat tinggi naik Mercedes, tapi rakyatnya kekurangan air dan berdesakan naik bis umum,’’ lanjutnya. “Hentikan mereka yang tidak becus mengelola keuangan negara. Kita lebih buruk dari 10 tahun silam,’’ kata Mustafa Hamarneh, Ketua Dewan Ekonomi dan Sosial Yordania.

.

Recent Posts

Pemerintah RI: Golden Visa Hasilkan Rp 48 Triliun Investasi Asing

Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…

1 day ago

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

3 weeks ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

4 weeks ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

3 months ago

Dari Kampus Amerika ke Panggung Indonesia

Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…

3 months ago

“Spotlight of Indonesia” Memukau Penonton di Museum Sandy Spring, Maryland

Sandy Spring, Maryland, AS — Riuh tepuk tangan dan decak kagum menggema di Museum Sandy…

3 months ago