Film ‘Nyanyi Sunyi Kembang Genjer’ Akan Digelar di Utrecht Belanda Juni nanti

Film ‘Nyanyi Sunyi Kembang-kembang Genjer’ akan diputar di Utrecht, Belanda 9 Juni mendatang. ”Bagi saya, acara pemutaran dan diskusi di Belanda ini menjadi penting karena akan ditonton oleh para keluarga pelarian politik Indonesia, dan warga Belanda yg berminat untuk menonton film ini,” tulis Faiza Mardzoeki, dramawan, sutradara dan produser film tersebut di akun Facebooknya.

 

Menurut Faiza film ‘Nyanyi Sunyi Kembang-kembang Genjer’ telah diputar di sejumlah kota dunia. Seperti di Los Angeles, Seattle, Melbourne, Australia, Singapura, Malaysia dan Yogyakarta. ”Sewaktu ditayangkan live di Jakarta, saya juga mengundang para keluarga dan pencinta film Jakarta.

Film ‘Nyanyi Sunyi Kembang-Kembang Genjer’ mengangkat kisah pergulatan pikiran dan batin lima perempuan berumur 70-an sampai 83 tahun. Mereka dulu pernah menjadi tahanan politik ’65 selama lebih dari sepuluh tahun.

Mereka bertahan menghadapi hari-hari pada masa tuanya dan bergulat dengan kenangan kegembiraan dan kebanggaan akan masa mudanya. Dengan menggendong pengalaman pahit dan trauma akibat kekerasan seksual, mereka menanggung stigma yang ditempelkan oleh kekuasaan.

Kisah hidup mereka itu menjadi tantangan seorang cucu salah satu eyang putri tersebut. ”Baik sebagai pribadi dan keluarga, maupun sebagai perempuan muda yang memikirkan realitas negerinya,” tulis laman Gerak Budaya Jogja.

Film yang diputar pukul 12.30-16.30 di gedung konser ‘De Schakel’, Utrecht, Belanda itu, diselingi pula dengan tanya jawab penonton seputar kisah hidup kelima perempuan Indonesia itu.

”Dalam setiap pertunjukan, saya selalu mengusahakan membuat rekaman dengan kamera profesional, agar dapat didokumentasikan dan bisa dimanfaatkan,” tulis Faiza Mardzoeki. ”Film Nyanyi Sunyi Kembang Genjer ini misalnya, bisa tetap ditayangkan, keliling di berbagai tempat di dunia,” sambungnya.

 

Bersama theatre and cultural producer, Ellen Bloom, di Utrecht, Belanda

Faiza Mardzoeki atau Siti Faizah Hidayati, lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 7 Februari 1972. Faiza adalah seorang penulis naskah, sutradara, produser teater dan aktivis kesetaraan perempuan. Pendiri Institut Ungu sebuah lembaga yang bekerja untuk isu perempuan dan hak asasi manusia melalui seni dan kebudayaan.

Sejumlah karyanya telah ditayangkan di sejumlah kota besar:

  1. Perempuan Di titik Nol (2002), diadaptasi dari novel Women At Point Zero karya Nawal El Sadawi.[5]
  2. Naskah drama Nyai Ontosoroh (2007), diadaptasi dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.[6]
  3. Naskah drama Panggil Saya Kartini (2010), diadaptasi dari kumpulan surat-surat Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang.
  4. Naskah drama Rumah Boneka (2010), diadaptasi dari naskah teater The Doll’s House karya Henrik Ibsen.[7]
  5. Naskah drama Mereka Memanggilku Nyai Ontosoroh (2010-2011), diadaptasi dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.[8]
  6. Naskah drama Subversif! (2014-2015).

Faiza mengenyam pendidikan di TAFE Sydney belajar Academic English, tahun 2005. Juga Sastra Inggris serta Sejarah Film di Centre for Continuing Education, University of Sydney dan mengikuti kursus pendek “Activating Human Rights on Arts”, Human Rights Centre, Curtin University, Perth, Australia. (DP)

.

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

2 weeks ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

2 weeks ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

3 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

3 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

3 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

4 weeks ago