Jumlah kasus terpapar virus COVID-19 di AS mencapai 2,7 juta kasus, dengan jumlah korban mencapai 128 ribu jiwa. Sekitar 40 hingga 50 negara bagian mengalami kenaikan menjelang HUT Kemerdekaan AS ke-244, Minggu 4 Juli 2020. Sementara kasus baru meningkat hingga 6.400 orang. ”Ini benar-benar memprihatinkan,” ujar Dr. Anthony Fauci, ahli penyakit infeksi dalam webinar yang digelar American Medical Association.
Peningkatan itu, menurut kantor berita Associated Press, dipicu banyaknya warga AS yang enggan mengenakan masker, atau tidak mengikuti aturan mengambil jarak dengan sesama atau social distancing.
Data yang dihimpun Johns Hopkins University menyebutkan jumlah kasus baru mencapai 52 ribu orang, Rabu pekan lalu. Artinya, dua kali lipat dari bulan sebelumnya, bahkan lebih tinggi dari masa-masa kritis bulan April dan Mei lalu. Yakni, ketika Kota New York menjadi kota metropolitan menjadi pusat utama penyebaran COVID-19.
Sekitar 10 negara bagian di antaranya mengalami kenaikan terparah seperti Arizona, Texas dan Florida. Bersama Negara bagian California, mereka menutup kembali kelonggaran aturan yang selama ini diterapkan. Seperti di bar, restauran dan gedung bioskop. Para pengunjung hanya diizinkan makan di luar ruangan atau gedung. Hanya Nebraska dan South Dakota adalah di antara negara bagian yang memiliki kecenderungan penurunan kasus COVID-19. (DP)
Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…
Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…
Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…
Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…
Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…