20 ribu pengunjuk rasa melakukan aksi protes menentang penggunaan masker dan vaksin anti COVID-19 di Berlin, Sabtu pekan lalu. ”Kami adalah gelombang kedua virus itu,” teriak sejumlah pengunjuk rasa yang berkumpul di depan Gerbang Brandenburg. Mereka juga memprotes pandemi COVID-19 hanya teori konspirasi semata.
Sejumlah demonstran juga melakukan aksi tandingan. Mereka yang menamakan diri sebagai ”Kaum sepuh menentang ekstrim kanan!” menentang kehadiran mereka yang dinilai melecehkan aksi anti-Nazi.
Hari itu, bertepatan dengan slogan ”Hari Kemerdekaan” yang pernah dilakukan Leni Rienfental. Pembuat film dokumentasi era Nazi tahun 1935 itu memutar film berjudul sama dalam sebuah konperensi partai Nasional Pekerja Sosialis Jerman, pendukung Adolf Hitler.
Sejumlah politikus Jerman mengecam aksi demonstrasi, di tengah pandemi COVID-19 yang menelan 9 ribu orang di Jerman. Dalam cuitan Twitternya, Saskia Eden mengungkapkan, para demonstran itu tidak hanya mengancam kesehatan warga Jerman, ”Tetapi juga mengancam pendidikan dan pemulihan ekonomi Jerman,” tulis Saskia Eden yang menyebut para demonstran sebagai ‘Covidiots’.
Hal yang sama juga disuarakan Menteri kesehatan Jens Spahn. Aksi demo, katanya, boleh dilakukan di tengah pandemi virus corona. ”Tapi bukan begini caranya. Sejumlah peraturan harus dijalankan, seperti jaga jarak, pemakaian masker agar warga lain merasa aman,” kata Jens Spahn.
Buktinya, pada hari Sabtu itu, terjadi kenaikan hingga 995 kasus baru.”Sebuah kenaikan yang tak pernah dialami Jerman sejak 9 Mei lalu,” bunyi pernyataan Institut Kesehatan Robert Koch. (DP)
Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…
Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…
Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…
Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…
Barang-barang impor dari Indonesia ke AS akan dikenai pajak 19 persen, sedangkan produk AS tidak…