Badan Kesehatan Dunia, WHO, mengingatkan Indonesia agar mengambil tindakan cepat untuk menangani situasi pandemi di sejumlah provinsi. Hal itu ditulis dalam laporan situasi yang diterbitkan Kamis 17 Juni 2021. ‘’Naiknya tingkat hunian di rumah sakit, menjadi kekhawatiran kami. Jaga jarak dan penanggulangan kesehatan umum perlu diterapkan lebih luas dan segera,’’ bunyi laporan tadi.
Pernyataan WHO itu dikeluarkan setelah kasus COVID-19 meningkat tajam. Tercatat 53.700 korban meninggal akibat pandemi mematikan itu, tertinggi di Asia Tenggara. Jumlah itu diperkirakan lebih rendah dari angka sesungguhnya terkendala pendataan pandemi dan kurangnya peralatan uji COVID-19.
Sampai pekan ini, hanya 11,8 juta orang dan sebagian dari 9,6 juta jiwa lainnya yang memperoleh vaksinasi. Padahal Pemerintahan Presiden Joko Widodo menargetkan lebih dari 181 juta dari 270 juta penduduk Indonesia.
Wiku Adisasmito, Jurubicara Gugus Tugas Nasional COVID-19 menyatakan terbatasnya pasokan vaksin, dan tidak siapnya sistem kesehatan nasional menjadi penyebab utama pemberian vaksin tersendat. ‘’Sejauh ini Pemerintah Indonesia telah menerima 92,2 juta dosis vaksin,’’ katanya.
Indonesia mencatat 12.624 kasus baru COVID-19 pada Kamis 17 Juni 2021. Peningkatan terbesar sejak 30 Januari lalu. Sedangkan korban meninggal dunia bertambah 277 jiwa. Peningkatan ini akibat banyaknya warga pulang mudik Idul Fitri bulan lalu, juga munculnya varian baru seperti versi Delta yang ditemukan pertama kali di India.
Pekan ini, kapasitas hunian rumah-rumah sakit meningkat hingga 75%, lebih tinggi dibanding 45% pekan lalu. Presiden Joko Widodo memerintahkan anggota kabinet dan pemerintah daerah untuk meningkatkan jumlah penduduk yang divaksinasi menjadi 1 juta per hari bulan depan. ‘’Sampai kini baru 500 ribu orang yang mendapat vaksinasi per hari,’’ kata Presiden Jokowi. (Berbagai sumber/DP)
Be First to Comment