Bersama Harjoko Trisnadi: Wartawan dengan Ingatan Tajam

‘’Saya bersyukur dalam usia Tempo 50 Tahun, Mas HT 90 Tahun, dan saya 80 tahun. Saya juga bersyukur dia bersama kita selama setengah abad ini. Dengan ingatan yang tak tertandingi tajamnya, dia adalah khasanah sejarah kita.’’

Itulah sepenggal prolog yang ditulis Goenawan Mohamad dalam buku biografi ‘’Harjoko Trisnadi: Dari Jurnalis Mengelola Bisnis’’ yang diluncurkan Selasa 22 Juni 2021.

 

Hari itu, majalah Indonesianlantern.com menggelar peringatan Ulang Tahun Harjoko Trisnadi ke-91, secara daring, sekaligus peluncuran buku biografinya. Lebih dari 70 orang ikut menghadiri acara yang berlangsung selama 2 jam. Selain para mantan pimpinan Majalah Berita Mingguan TEMPO, seperti Goenawan Mohamad, Christianto Wibisono, dan mantan anggota redaksi TEMPO lainnya, belasan anggota keluarga Harjoko Trisnadi ikut hadir di acara itu. Termasuk dua cucunya yang sedang kuliah di New York, AS dan Melbourne, Australia.

Saat menerima anugerah Pengabdian Seumur Hidup Bidang Pers dalam Hari Pers Nasional 2018.

Tak ketinggalan anggota perkumpulan sosial dan gereja ikut hadir dan sejumlah pengusaha kondang seperti Dahlan Iskan, pendiri Jawa Pos Grup, dan Mantan menteri BUMN Indonesia dan Kemal Gani, pemimpin redaksi Majalah Swa. Tampak hadir pula Arif Zulkifli, Pelaksana Tugas Direktur Utama Tempo Inti Media, Marah Sakti Siregar, salah satu pendiri program acara televisi Cek and Ricek. Malam itu, Yudhistira ANM Massardi membacakan puisi yang diciptakan khusus berjudul: 91 Tahun Pak HT.

Di kalangan pers, Harjoko Trisnadi dikenal sebagai seorang wartawan yang mengalami pemerintahan tujuh presiden Indonesia. Dalam acara Hari Pers Nasional tahun 2018, Harjoko mendapat anugerah penghargaan Pengabdian Seumur Hidup Bidang Pers Indonesia.

Harjoko dilahirkan di Desa Dempet, dekat Kota Demak, Jawa Tengah, dengan nama Joopie Kho Tiang Hoen. Putra keempat dari pasangan Kho Djoen Siang dan Agustin ini, akrab dengan kehidupan petani setempat karena kedua orang tuanya adalah pemilik penggilingan padi.

Harjoko Trisnadi yang suka mengarang sejak di Sekolah Menengah Pertama itu, makin mengembangkan kreativitas menulisnya di Sekolah Menengah Atas. Lebih-lebih setelah sejumlah tulisannya dimuat di Harian lokal Sin Min. Kecintaannya menulis itulah yang membawa Harjoko diterima di Star Weekly. Cerita lengkapnya itu bisa dibaca di buku biografinya berjudul ‘’Harjoko Trisnadi: Dari Jurnalis Mengelola Bisnis’’. Buku ini bisa didapat secara gratis dengan menelepon ke Farida Senjaya, anggota tim buku di nomor telepon +62 8161402033. (DP).

.

View Comments

  • I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

Recent Posts

Kuliner yang Paling Dirindukan Para Diaspora

Indonesia terkenal sebagai surga kuliner. Mau apa saja, tinggal jalan sedikit sudah tersedia yang kita…

3 days ago

Warga AAPI Khawatir terhadap Iklim Politik Amerika Serikat

Isu biaya hidup, inflasi, dan imigrasi kerap mendominasi pemberitaan media di Amerika Serikat. Di tengah…

1 week ago

AAPI Adults Voice Growing Concern Over U.S. Political Climate

Cost of living, inflation, and immigration: buzzwords that encapsulate the main topic of news outlets.…

1 week ago

Tarik-Ulur Penetapan Status Bencana Nasional

Sabtu, 6 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 916 orang meninggal dunia,…

1 week ago

Malam Ketika Riyan Bercerita

Pada 22 November 2025, di sebuah ruangan di Asian Arts Initiative, Philadelphia, Riyan Pondaga akhirnya…

3 weeks ago

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

2 months ago