Categories: Uncategorized

Dari Menjadi Pencandu Narkoba, Terjerat Riba Hingga Sukses Bisnis Thai Tea

Liputan Khusus memperingati Hari Anti Narkotika Internasional 26 Juni 2021

 Perjalanan hidup seseorang kadang tidak dapat diduga sebagaimana awal dan akhirnya. Dengan kata lain, seseorang yang awalnya menempuh jalan hidup yang salah, tidak berarti akan menjadi salah selamanya. Awal dan akhirnya tidak bisa ditebak dan tidak bisa dipaksakan harus sama. Namun mestinya tidak ada orang di dunia ini yang menginginkan kehidupannya susah, setiap kita pasti menghendaki kehidupan yang mudah, berkecukupan, memiliki status sosial yang jelas dan dihargai banyak orang, bahagia dan bila perlu kaya raya.

Tak terkecuali mantan pecandu narkobapun akan menginginkan kehidupan yang baik untuk dirinya dan anak keturunannya di kemudian hari. Satu hal cukup istimewa yang ingin saya tulis adalah tentang cerita seorang mantan pecandu narkoba yang jatuh bangun untuk meraih suksesnya.

Seorang Subekti Rido dulu berjuang keras untuk menemukan dirinya kembali yang sekian lama hilang bersama khayalannya saat ngefly serta menjadikan kepribadiannya berubah. Dia adalah anak SMA yang saat itu ‘gemar’ merusak diri dengan zat – zat berbahaya.

“Memakai narkoba ternyata dampaknya bukan hanya ke fisik saja, namun juga ke semua aspek kehidupan saya. Semenjak itu, hampir tidak ada yang percaya dengan apa yang saya omongin” katanya memulai ceritanya.

Sesuatu yang paling berat bagi seorang pecandu adalah, melepaskan dirinya dari ketergantungan. Dalam berbagai pengakuan korban narkoba mengatakan bahwa sulit bagi pecandu narkoba untuk mengalahkan rasa ketergantungan. Mereka yang dibantu paramedis dan didukung keluargapun banyak yang gagal, apalagi yang sendirian tidak ada yang mensupport.

“Kadang – kadang saya sampai berpikir untuk kembali bahkan mencoba menjadi bandar” lanjutnya. “Namun Tuhan masih sayang sama saya sehingga sesulit apapun untuk bisa lepas dari ketergantungan, serta banyak yang merayu tetep saya tolak. Mungkin juga karena saya tidak punya duit” ungkapnya sambil menyeringai.

Bekti pernah juga mengadu nasibnya dengan terjun ke politik di tahun 2014 dengan mendaftarkan diri sebagai calon anggota legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyumas. Melalui partai politik bergambar matahari dia memposisikan dirinya secara tandem, namun ternyata perolehan suarapun tidak cukup banyak untuk mengantarnya duduk pada kursi Dewan Perwakilan Rakyat. Sehingga waktu itu makin ludes lah kehidupan dan ekonominya.

Setelah cukup tenang menerima kekalahan dia membuat warung angkringan di sebuah jalan kecil sekitar kampus Universitas Jenderal Soedirman. Ada sebuah warung yang gagal kontrak, kemudian diambil alih olehnya untuk jual makanan. Warung itupun tidak berjalan lama karena hasil dari berjualan hanya cukup untuk menutup bunga dari uang yang dipinjamnya kepada seorang rentenir. Sampai pada akhirnya warungpun tutup dan tidak bisa dilanjutkan. Sementara hutang belum terlunasi, dia masih harus mencari penghasilan untuk menutup hutang tersebut dengan bekerja serabutan.

Pada tahun 2018 dia menikahi seorang gadis desa di Kecamatan Karanglewas. Bisa dibilang pernikahan ini modal cinta dan modal nekat. Bekti bekeyakian bahwa rejeki sudah diatur Tuhan, sehingga rejeki istri dan anaknya kelak pasti sudah dijamin. Akan tetapi setelah sebulan menikah, istrinya memutuskan untuk pergi ke luar negeri untuk bekerja sebagai buruh migran. Cobaan pertamanya setelah jadi suami, rasanya cukup berat ketika harus berpisah dalam waktu yang tidak sebentar, sebab kontrak dari perusahaan penyalur tenaga kerja minimal dua tahun.

Selama dua tahun itupun Bekti masih belum mendapat pekerjaan. Bahkan saat istri pulang, hampir saja berangkat kembali ke luar negeri. Namun karena rasa cinta dan tanggungjawabnya yang besar sebagai suami, dia berniat membuka usaha kembali meskipun tidak memiliki modal. Dua tahun bekerja, penghasilan istrinya hanya cukup untuk memperbaiki rumah yang masih ditempati bersama orangtuanya, itupun setelah dipotong biaya – biaya lain.

Bekti berpikir bahwa bisnis minuman dipandang cukup menguntungkan. Baik itu minuman hangat maupun dingin, dari yang cup – cup an, botolan maupun galonan. Bekti memilih satu ragam minuman yang saat ini tren yaitu Thai Tea. Dia mengaku ingin berjulaan setelah mengamati banyaknya outlet minuman tersebar di kota Purwokerto. Awalnya ragu, setelah melihat seorang temannya yang memiliki 10 outlet bangkrut. Namun tekadnya tidak bisa dibendung, demi menafkahi istri supaya tidak pergi ke luar negeri lagi adalah motivasi dirinya untuk tetap memulai berjualan.

Lagi – lagi dia meminjam uang untuk modal, karena memang hanya itu satu – satunya sumber yang dia punya, namun kali ini bukan kepada rentenir tapi kepada salah satu temannya yang masih memiliki rasa percaya. Dengan memilih tempat di pelataran sebuah toko modern di jalan raya Patikraja, Kabupaten Banyumas, diapun mulai berjualan.

Kita tahu bahwa minuman yang berasal dari negeri gajah putih ini telah mendunia. Di Indonesia minuman ini merupakan formulasi teh hitam yang dicampur susu kental manis dan ditambahkan es batu. Minuman ini sangat digemari bebagai kalangan. Dijual dengan harga mulai dari lima ribu rupiah, Thai Tea bisa dinikmati.

Bekti bersyukur lantaran jualannya laku. Sedikit demi sedikit dia mulai menabung untuk menambah outlet di tempat lain. Buah dari keseriusannya, saat ini dia telah memiliki 4 outlet dan mempekerjakan 8 karyawan. Dia ingin untuk terus mengembangkan bisnisnya dengan menambah outlet lagi.

Di sela pertemuannya dengan saya, dirinya mengatakan ingin turut serta memotivasi para pecandu narkoba untuk bangkit. Dia sangat mengerti betapa sulitnya pecandu narkoba untuk bisa lepas dari ketergantungan.

“Saya siap membimbing jika ada pecandu yang benar – benar ingin lepas dari ketergantungan narkoba serta ingin kembali hidup normal. Saya tau betul bagaiman sulitnya kehidupan mereka. Makanya saya siap bahkan untuk mengajak mereka berwirausaha”.

Bekti merupakan satu orang yang mampu lepas dan bangkit dari keterpurukan akibat menyalahgunakan narkoba. Di luar sana, banyak sekali yang tidak mampu, jangankan untuk bangkit, untuk lepas saja mereka tidak berhasil. Jangankan untuk berwirausaha, untuk memulai kehidupan normal saja mereka sulit. Rehabilitasi adalah satu – satunya solusi bagi mereka, dengan terus diberi dukungan dan pendampingan. 26 Juni merupakan Hari Anti Narkotika Internasional, yaitu hari keprihatian dunia terhadap masalah narkoba.

War On Drugs

Penulis: Toni Riyamukti, Aktivis Anti Narkoba, Pendamping Korban Narkoba dan HIV/AIDS

FR

View Comments

  • Nice post. I used to be checking continuously this weblog and I am inspired!

    Very helpful info specially the last phase :) I deal with such info much.
    I used to be looking for this particular info for a long time.
    Thank you and good luck.

  • When some one searches for his required thing, therefore he/she desires to be available that in detail, so that thing is maintained over here.

  • Thanks for ones marvelous posting! I truly enjoyed reading it,
    you could be a great author. I will always bookmark your blog and may
    come back someday. I want to encourage you to continue your great
    writing, have a nice evening!

  • whoah this blog is excellent i like studying your articles.
    Keep up the great work! You realize, a lot of persons are searching round for this info,
    you can help them greatly.

  • Fantastic goods from you, man. I've understand your stuff previous to and you are just too great.
    I really like what you've acquired here, really
    like what you're saying and the way in which
    you say it. You make it entertaining and you still care for to keep
    it smart. I can not wait to read far more from you.
    This is actually a great site.

  • Howdy! This article could not be written much better! Going
    through this post reminds me of my previous roommate!
    He always kept talking about this. I most certainly will forward this post to him.
    Pretty sure he will have a good read. I appreciate you
    for sharing!

  • Wonderful items from you, man. I've take note your stuff prior to and you are just extremely wonderful.

    I actually like what you've received right here, certainly like what you are saying
    and the way in which by which you say it. You are making it entertaining
    and you still care for to stay it smart. I can not wait to learn far more from you.
    That is really a great web site.

  • Just desire to say your article is as surprising.
    The clarity in your post is simply excellent and i can assume you are an expert on this subject.

    Fine with your permission let me to grab your feed to keep updated with forthcoming post.
    Thanks a million and please continue the gratifying work.

  • Hi there, the whole thing is going nicely here and ofcourse every one is sharing data, that's in fact fine, keep up writing.

Recent Posts

Visa Diaspora, Apa Kelebihannya Dibanding Visa Lainnya?

Apakah warga negara asing atau WNA pemegang Visa Diaspora masih perlu verifikasi jika ingin sekolah…

2 days ago

Di Balik Kisah Gaza: Ratusan Mahasiswa Ditangkap, Apa Kata Koalisi HAM?

Aksi Israel di Gaza membuat banyak mahasiswa di hampir seluruh penjuru dunia bangkit dan protes.…

2 weeks ago

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

3 weeks ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

4 weeks ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

1 month ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

1 month ago