Impor Minyak Rusia Dihentikan & AS Akan Sedot Cadangan Minyaknya Sendiri

Presiden AS Joe Biden melarang impor minyak dan gas alam dari Rusia ke AS. Keputusan diambil setelah serangkaian pembicaraan untuk melindungi ekonomi global dewasa ini. ”Rakyat Amerika telah mendukung Ukraina dan tidak akan menjadi bagian dari Perang Putin,” kata Biden Selasa 8 Maret 2022.

Sementara itu, harga bahan bakar minyak di AS membubung tinggi hingga rata-rata $ 4.00 per galon, atau sekitar Rp 14 ribu per liter. Bahkan sejak awal pekan ini, harganya merayap hingga menyentuh $ 4,39 atau mendekati Rp 15 ribu per liter.

Banyak pihak yang menilai kenaikan bahan bakar ini tak terlepas dari krisis invasi militer ke Ukraina. Embargo impor Rusia ke AS misalnya jadi salah satu penyebabnya, padahal menurut kantor berita Reuters, impor Rusia hanya 8%. Jauh lebih kecil dibandingkan impor mentah Uni Eropa yang setinggi 27% menurut data EU 2019.

Namun, menurut Microsoft News, rata-rata harga bensin di 10 negara bagian telah menyentuh lebih dari $ 4,3 per galon. Termasuk di California yang harga ecerannya sudah setinggi $ 5,4 di pom bensin. Harga minyak yang tinggi itu, menyebabkan warga AS mulai ketar-ketir. ‘’Harga bensin bisa-bisa sampai $ 6.00 atau $ 7.00,’’ tutur Patrick De Haan, kepala analis harga petroleum di Gas Buddy.

Padahal kecemasan itu dipicu oleh kondisi politik dunia. ‘’Harga minyak paling gampang terpengaruh kondisi ketimbang komoditi lain,’’ tulis Microsoft News. Salah satu di antaranya pada 2021 silam. Harga minyak sangat sensitif karena produksi minyak yang ditutup bersamaan dengan meningkatnya pandemi tahun lalu. Juga faktor lain seperti kebutuhan meningkat saat-saat liburan musim panas tahun lalu. Lalu pengilangan minyak di Mexico juga hancur dihantam badai.

Tapi jangan khawatir. ‘’Warga AS tak perlu khawatir. Harga bensin tidak sampai menyentuh $ 6.00 atau $ 7.00 per galon kok,’’ kata Patrick De Hann. Menurutnya, harga rata-rata bahan bakar minyak akan berhenti di seputar $ 3.99 per galon. 

Lagipula Presiden Joe Biden telah memerintahkan Departemen Energi AS untuk menyedot 30 juta barel minyak dari kantong-kantong minyak milik Badan Strategi Petroleum AS sejak November 2021. Jumlah itu merupakan separuh dari 60 juta barel minyak yang akan dikeluarkan para anggota Badan Energi Internasional. 

Seperti diketahui, AS menyimpang jutaan barel minyak mentah di sejumlah lokasi. Di antaranya di perut bumi negara-negara bagian Texas, Alaska, California, North Dakota, New Mexico dan Oklahoma.

‘’Upaya ini merupakan salah satu contoh kerjasama dunia mengutuk invasi militer Rusia ke Ukraina, yang tidak dapat dibenarkan,’’ tutur Jen Psaki, jurubicara Gedung Putih 1 Maret 2022 silam. (DP)

 

.

View Comments

  • I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

Recent Posts

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

1 week ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

2 weeks ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

2 months ago

Dari Kampus Amerika ke Panggung Indonesia

Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…

2 months ago

“Spotlight of Indonesia” Memukau Penonton di Museum Sandy Spring, Maryland

Sandy Spring, Maryland, AS — Riuh tepuk tangan dan decak kagum menggema di Museum Sandy…

2 months ago

Presiden Trump Terapkan Tarif 19 Persen Bagi Produk Indonesia ke AS

Barang-barang impor dari Indonesia ke AS akan dikenai pajak 19 persen, sedangkan produk AS tidak…

2 months ago