Ayo Bangkit! …. Kita Lawan Aksi Kekerasan Anti-Asia

Kebencian terhadap imigran Asia seakan tak ada habisnya. Aksi kekerasan masih berlangsung hampir setiap hari di Amerika Serikat. Dan tindak kriminal itu menimpa warga Asia dari negara-negara non China. Vietnam, Muangthai, Indonesia, Filipina dan semua yang berkulit kuning. Bahkan lebih parah.

”Sebelumnya, saya merasa tindakan itu berdasar kebencian terhadap Asia,” tutur William Yu, yang baru saja ditusuk di Chinatown, New York, yang pelakunya warga biasa. Bukan anti-Asia. “Sebelumnya saya merasa kejadian itu bukan semata kebencian pada Asia. Tapi kini, ke manapun saya merasa takut,” sambungnya.

Survei yang digelar Pat Brown Institute for Public Affairs menunjukkan, satu dari 4 warga Asia Amerika di Los Angeles mengalami insiden itu sejak pandemi lalu. Jajak pendapat AAPI malah membuktikan bahwa 1 dari 6 warga Asia di seluruh Amerika Serikat mengalami aksi kekerasan berdasar ras pada tahun 2021 lalu.

”Kini kami tidak merasa aman lagi,” tutur Yu. ”Apa jadinya bila korban tidak melawan?”, lanjut Yu. Sementara banyak pelaku yang dilepas karena kekurangan bukti kuat atau dianggap tak waras. ”Kita perlu melindungi penduduk Los Angeles. Semua tindak pengamanan sudah tak lagi mempan melawan aksi kekerasan yang makin menggila ini,” kata William Yu yang bekerja sebagai relawan bagi kaum gelandangan dan penderita penyakit mental di Los Angeles.

Bahkan, banyak korban mengaku tidak cuma mengalami perundungan atau olok-olok saja. ”Tapi sekarang sudah kelewatan, karena diikuti dengan tindak kekerasan,” kata H. Lee yang kini menumpang Uber karena tidak aman lagi menumpang kereta bawah tanah.

Akibatnya, rasialisme tidak dapat diselesaikan dengan mudah. Polisi atau peraturan pemerintah tidak mampu menghentikan sentimen rasialisme. Karena itu, ”Kita perlu memperkuat hukum atas tindak kriminal kebencian rasialis,” tulis Frank Shyong, penulis kolom di Los Angeles Times. ”Kita perlu melaporkan setiap kejahatan sehingga dapat mengurangi tindak aksi-rasisme. Dan, kita harus mendukung upaya meningkatkan kepedulian terhadap sesama warga Asia. Kita harus waspada dan saling tolong bila ada sesama kita yang mengalami aksi kekerasan,” sambung Frank Shyong.

Salah satu caranya, adalah dengan meniup peluit kuning bagi siapapun yang melihat korban kekerasan, atau mengalami aksi kekerasan. Bila anda mendengar suara peluit, telpon 911 dan jelaskan ada aksi kekerasan, sehingga korban segera tertolong. Karena itu, hadiri dan dapatkan peluit gratis di acara pembagian gratis ”Peluit Kuning” yang digelar Indonesianlantern.com pada Sabtu 26 Maret 2022 pukul 11.00 – 3.00 di Gereja Philadelphia Praise Center, PPC di alamat 1701 McKean Street PA 19145.

”Jangan tak acuh bila melihat atau mendengar pemukulan atau penghinaan terhadap warga Asia. Ingat bahwa anda atau seseorang dari keluarga kita punya hak yang sama dengan warga Amerika lainnya. Anda tidak sendirian!!” tulis Frank Shyong. (DP)

.

View Comments

Recent Posts

Pemerintah RI: Golden Visa Hasilkan Rp 48 Triliun Investasi Asing

Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…

1 day ago

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

3 weeks ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

4 weeks ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

3 months ago

Dari Kampus Amerika ke Panggung Indonesia

Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…

3 months ago

“Spotlight of Indonesia” Memukau Penonton di Museum Sandy Spring, Maryland

Sandy Spring, Maryland, AS — Riuh tepuk tangan dan decak kagum menggema di Museum Sandy…

3 months ago