Perjuangan Pastor Aldo Siahaan Membangun Gereja Philadelphia Praise Center

Nama Aldo Siahaan tidak asing lagi bagi warga Diaspora Indonesia di Philadelphia, Pennsylvania, USA. Pendeta Batak yang lahir dan besar di Jakarta ini, adalah pemimpin Gereja Philadelphia Praise Center yang dikenal banyak orang. Tidak hanya kaum Kristen atau Katolik saja, tetapi juga warga Muslim di Philadelphia.

Di awal tahun 2000-an, Aldo menyediakan gerejanya bagi warga Muslim setempat untuk menjalankan Tarawih dalam rangka memperingati Nuzulul Quran. ”Saya merasakan sebagai kaum minoritas, saudara-saudaraku kaum Muslim kesulitan mencari tempat ibadah. Karena itu saya sediakan gereja kami,” tuturnya saat diwawancara dengan Indonesianlantern.com

Aldo Siahaan yang kini memiliki 100 jemaat setiap pekan, tidak meminta sumbangan apapun untuk gerejanya. ”Kami tidak mengedarkan piring atau kantong uang ke jemaat. Tapi kami hanya sediakan kotak sumbangan di belakang gereja. Siapa yang berniat untuk menyumbang, silakan memasukkan sumbangan ke kotak tersebut. Kami tidak memaksa. Jika mereka tidak memiliki uang cukup, tidak perlu memberi,” tutur Aldo Siahaan.

Kisahnya menjadi pastor juga kebetulan. Aldo diangkat oleh teman-teman sesama Kristen, memimpin sebuah gereja. ”Untuk itu saya menempuh pendidikan di Eastern Mennonite University,” tutur Aldo, lulusan Sastra Inggris Universitas Kristen Indonesia di Jakarta. Sampai kini, Aldo masih menambah ilmu untuk meningkatkan kemampuannya sebagai pemimpin Gereja Philadelphia Praise Center.

Cerita menarik tentang kisahnya mendirikan gereja di bangunan bekas Klub Malam di kawasan South Philadelphia, dan cerita lain, serta kehidupan keluarganya, bisa anda dengarkan dalam wawancara panjang bersama Indonesianlantern.com. Termasuk jasa-jasa Aldo Siahaan membantu warga Indonesia di Philadelphia yang tertimpa musibah lainnya. Seperti yang dialami ibu Ayu Indahyati. ”Aldo itu anak baik,” tutur Bu Indah, seorang wanita sepuh yang mendapat sumbangan dari Aldo, seusai menjalani operasi tulang pinggulnya. ”Dia yang selalu datang dan menengok saya,” kata ibu Muslimah yang telah 20 tahun lebih tinggal di Philadelphia. (DP)

.

View Comments

  • I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

Recent Posts

Kuliner yang Paling Dirindukan Para Diaspora

Indonesia terkenal sebagai surga kuliner. Mau apa saja, tinggal jalan sedikit sudah tersedia yang kita…

14 hours ago

Warga AAPI Khawatir terhadap Iklim Politik Amerika Serikat

Isu biaya hidup, inflasi, dan imigrasi kerap mendominasi pemberitaan media di Amerika Serikat. Di tengah…

6 days ago

AAPI Adults Voice Growing Concern Over U.S. Political Climate

Cost of living, inflation, and immigration: buzzwords that encapsulate the main topic of news outlets.…

7 days ago

Tarik-Ulur Penetapan Status Bencana Nasional

Sabtu, 6 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 916 orang meninggal dunia,…

1 week ago

Malam Ketika Riyan Bercerita

Pada 22 November 2025, di sebuah ruangan di Asian Arts Initiative, Philadelphia, Riyan Pondaga akhirnya…

3 weeks ago

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

2 months ago