Dampak Deportasi Massal terhadap Negara Bagian New York

Pemerintahan Trump telah menjanjikan tindakan penegakan hukum imigrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk mendeportasi jutaan imigran dan keluarga mereka dari Amerika Serikat. Selain itu, pemerintahan ini bertekad untuk secara radikal mengurangi jumlah imigran baru yang diizinkan masuk ke negara tersebut serta mencabut beberapa status imigran yang sudah ada. Kebijakan ini tidak hanya berdampak luas terhadap aspek sosial dan kemanusiaan, tetapi juga membawa risiko besar bagi sektor ekonomi, khususnya di Negara Bagian New York.

Dampak Ekonomi dan Fiskal

Saat ini, terdapat sekitar 1,8 juta imigran di Negara Bagian New York, dengan 670.000 di antaranya merupakan imigran tanpa dokumen. Deportasi massal terhadap kelompok ini dipastikan akan membawa pengaruh signifikan terhadap kondisi fiskal New York, mengingat para imigran merupakan penyumbang pajak yang cukup besar. Pada tahun fiskal 2022, pendapatan pajak dari para imigran di negara bagian tersebut mencapai 3,1 miliar dolar.

Jika satu dari setiap sepuluh imigran tanpa dokumen dideportasi atau ditahan di pusat-pusat penahanan imigrasi, maka pemerintah negara bagian dan lokal New York akan kehilangan pendapatan pajak sebesar 310 juta dolar. Jumlah tersebut kira-kira setara dengan biaya program makan gratis di semua sekolah umum di New York. Selain masalah keuangan, deportasi lebih dari 600.000 orang ini juga berpotensi menimbulkan persoalan hukum dan hak asasi manusia yang serius.

Pencabutan Status dan Pembatasan Imigrasi Akan Memukul Ekonomi

Kebijakan Trump juga mengancam sekitar 68.000 imigran dengan Status Perlindungan Sementara, 21.000 penerima Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA), 62.000 pencari suaka, serta ribuan pemegang visa pekerja sementara, seperti H-1B untuk pekerja terampil dan H-2A untuk pekerja pertanian musiman. Kebijakan ini menjadi tantangan besar bagi para pelaku ekonomi di New York.

Hilangnya sejumlah besar tenaga kerja akan menyebabkan peningkatan biaya hidup bagi warga New York. Warga akan menghadapi kenaikan harga di berbagai sektor, seperti restoran, perawatan anak, layanan rumah tangga, konstruksi, dan pertanian. Berkurangnya pasokan tenaga kerja ini akan menyebabkan kenaikan upah pekerja, yang pada gilirannya akan melemahkan daya beli masyarakat. Kondisi ini juga akan memaksa para pengusaha untuk memperkecil skala bisnis mereka.

Sektor-Sektor yang Paling Terancam

Salah satu sektor yang paling terdampak oleh kebijakan imigrasi Trump adalah industri restoran. Para imigran selama ini memainkan peran besar dalam perkembangan industri ini, baik sebagai pekerja di bagian depan yang melayani pelanggan maupun sebagai pekerja di bagian belakang yang menangani urusan dapur.

Saat ini, terdapat sekitar 7.000 koki, 17.000 juru masak, 9.100 pekerja persiapan makanan, dan 9.200 pramusaji di Negara Bagian New York yang berisiko dideportasi. Secara keseluruhan, jumlah mereka membentuk sekitar 12 persen dari total tenaga kerja di bidang restoran. Jika mereka dideportasi, diperkirakan akan terjadi kekurangan tenaga kerja yang signifikan di sektor ini.

Selain restoran, sektor asisten rumah tangga dan perawatan kesehatan juga menjadi industri yang rentan terdampak. Saat ini, terdapat sekitar 20.900 asisten rumah tangga, 16.800 perawat kesehatan rumah, 7.000 pekerja perawatan anak, dan 6.500 perawat pribadi yang tidak berdokumen di New York. Mereka membentuk sekitar 10 persen dari total pekerja di sektor tersebut. Kekurangan tenaga kerja akibat deportasi massal ini juga akan berdampak pada sektor konstruksi dan pertanian, yang sangat bergantung pada tenaga kerja imigran.

Kesimpulan

Kebijakan deportasi massal yang direncanakan oleh pemerintahan Trump akan membawa dampak yang luas, tidak hanya dalam aspek sosial dan kemanusiaan, tetapi juga dalam sektor ekonomi dan fiskal di Negara Bagian New York. Hilangnya ratusan ribu tenaga kerja imigran akan menyebabkan lonjakan biaya hidup, penurunan daya beli, serta ancaman terhadap keberlangsungan bisnis di berbagai sektor. Dengan demikian, kebijakan ini perlu dipertimbangkan secara lebih matang agar tidak menimbulkan dampak yang lebih besar terhadap perekonomian negara bagian tersebut.

-Tim Lantern-