Para pemegang visa dan green card yang berencana bepergian ke Amerika Serikat diimbau untuk mewaspadai kemungkinan penggeledahan ponsel oleh petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (Customs and Border Protection/CBP). Laporan penolakan masuk terhadap sejumlah pelancong karena isi pesan di perangkat mereka menimbulkan kekhawatiran, terutama di tengah ketidakpastian penegakan hukum imigrasi.

CBP secara hukum memiliki kewenangan untuk memeriksa perangkat elektronik, termasuk ponsel. Meski Anda bisa menolak, tindakan tersebut dapat berujung pada penyitaan perangkat, bahkan interogasi tambahan.

“Pendekatan paling konservatif adalah mengasumsikan bahwa mereka benar-benar tidak dapat diprediksi,” ujar Sophia Cope, pengacara senior dari Electronic Frontier Foundation (EFF), organisasi nirlaba yang berfokus pada hak digital. Ia menambahkan, kritik terhadap pemerintah AS di dalam pesan pribadi pun bisa berdampak serius. Seorang ilmuwan asal Prancis dilaporkan pernah ditolak masuk di Texas gara-gara konten anti-Trump di ponselnya.

Pada 2024, CBP hanya memeriksa sekitar 47.000 perangkat dari total 420 juta pelintas perbatasan. Namun, para pakar menekankan pentingnya bersikap secara proaktif. Berikut beberapa langkah perlindungan yang direkomendasikan:

1. Tentukan Sikap: Patuh atau Menolak

Pertimbangkan dengan matang apakah Anda akan memberikan akses jika diminta. Mematuhi berarti data Anda bisa disalin. Menolak bisa memicu penyitaan perangkat. Jika disita, mintalah bukti tertulis agar perangkat bisa diklaim kembali.

2. Matikan Ponsel dan Fitur Biometrik

EFF menyarankan untuk mematikan perangkat sebelum tiba di wilayah AS. Nonaktifkan fitur pengenalan wajah atau sidik jari yang mudah digunakan untuk membuka perangkat tanpa persetujuan Anda.

3. Jangan Hapus Semua Data

Menghapus total isi ponsel justru dapat menimbulkan kecurigaan. Sebaiknya, hapus selektif pesan atau aplikasi sensitif, dan bersihkan folder “baru dihapus”.

4. Gunakan Enkripsi dan Kata Sandi Kuat

Sebagian besar ponsel modern sudah terenkripsi secara default. Gunakan kata sandi kuat (9–12 karakter atau kombinasi 4–5 kata unik). Matikan fitur biometrik saat melewati pos pemeriksaan.

5. Hapus Data dengan Aman

Hapus secara manual file yang sensitif, namun ingat: data yang dihapus masih bisa dipulihkan secara forensik jika diperiksa secara mendalam.

6. Simpan di Cloud

CBP tidak diizinkan mengakses penyimpanan awan (cloud) seperti Google Drive atau iCloud. Simpan data penting di sana dan hapus dari perangkat Anda. Saat pemeriksaan, perangkat biasanya diputus dari jaringan internet.

Privasi digital menjadi semakin penting dalam konteks perjalanan internasional, terutama bagi pemegang visa dan imigran. Lakukan penilaian risiko pribadi sebelum berangkat—apa pun status imigrasi Anda.

-Tim Lantern-

IL

Recent Posts

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

1 week ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

2 weeks ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

2 months ago

Dari Kampus Amerika ke Panggung Indonesia

Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…

2 months ago

“Spotlight of Indonesia” Memukau Penonton di Museum Sandy Spring, Maryland

Sandy Spring, Maryland, AS — Riuh tepuk tangan dan decak kagum menggema di Museum Sandy…

2 months ago

Presiden Trump Terapkan Tarif 19 Persen Bagi Produk Indonesia ke AS

Barang-barang impor dari Indonesia ke AS akan dikenai pajak 19 persen, sedangkan produk AS tidak…

2 months ago