Categories: Uncategorized

Perjalanan Ikke Nurjanah ke AS: Mulai dari manggung, bedah buku, jadi dosen tamu hingga ngamen di New York

Jadi dosen tamu di Pittsburgh University, Pennsylvania (koleksi Ikke Nurjanah)

Tidak banyak yang tahu bahwa Ikke Nurjanah sempat hilang di Dili, Ibukota Timor Leste. Komando Pasukan Khusus Indonesia yang mengawal pagelaran para bintang Indonesia, sempat kelabakan, sebelum menemukan Ikke, yang kala itu masih menjadi pelajar SMP, tengah kongkow dengan salah seorang pemain kelompok Ken Dedes di kamar hotelnya

Cerita itu diungkap Ikke Nurjanah, di acara bedah buku ‘Diary Dangdut Ikke Nurjanah’ Kamis, 8 September 2016. Sekitar 50 warga Indonesia yang tinggal di Philadelphia menghadiri acara yang digelar oleh Dompet Dhuafa Amerika Serikat di kampusnya House of Learning, di kawasan Philadelphia Selatan.

‘’Melalui buku ini, saya ingin berbagi pengalaman perjalanan karir saya sebagai penyanyi dangdut,’’ tutur Ikke dalam kata pengantar bedah buku tersebut. ‘’Dengan dangdut, saya bisa menyalurkan hobi menyanyi saya, dapat terkenal, bisa bepergian ke manca negara, bisa membantu dan memotivasi banyak orang,’’ lanjut Ikke. Penyanyi bernama asli Hartini Erpi Nurjanah yang lahir di Pademangan, Jakarta ini menjelaskan pembuatan buku itu menelan proses pembuatan dan editing selama 2 tahun sebelum akhirnya beredar tahun 2014 lalu.

Bedah buku Diary Dangdut Ikke Nurjanah. (koleksi Ikke Nurjanah)

Perjalanan karir penyanyi berusia 42 tahun ini cukup panjang. Ikke yang melejit namanya lewat lagu ‘Sun Sing Suwe’ (Cium aku yang lama), juga ‘Ojo Lali’ (Jangan lupa) dan tentu saja ‘Terlena’ menyabet gelar Penyanyi Dangdut terbaik  Akademi Musik Indonesia tahun 1997 hingga 1999. Piala ‘Suling Emas’ pernah diraihnya dalam ‘Anugerah Dangdut Televisi Pendidikan Indonesia, TPI’ menyisihkan penyanyi lain seperti Elvie Sukaesih Inul Daratista, Ira Swara dan Nita Thalia.

Meski begitu, Ikke tak mau terjun ke politik seperti yang dilakukan selebriti Indonesia lainnya. ‘’Tanpa terjun ke politik, saya dapat lebih bebas memberikan sesuatu kepada masyarakat Indonesia tanpa harus terikat pada organisasi tertentu,’’ kata Ikke Nurjanah, putri pemain biola Melayu Deli, Abdul Pihar Tanjung. ‘’Bahkan lewat dangdut saya dapat lebih mengekspresikan emosi, membagi pengalaman, dan berprestasi tanpa merugikan pihak lain,’’ tutur penyanyi bertubuh mungil ini.

Buktinya, Ikke dapat melakukan tur ke AS untuk kedua kalinya. Dengan dukungan Badan Ekonomi Kreatif atau BeKraf – badan baru non kementerian yang dibentuk Presiden Jokowi untuk mempromosikan kreasi anak bangsa ke luar negeri — Ikke bersama lima orang rombongan menggelar sejumlah kegiatan di AS.

Rombongan Ikke Nurjanah di depan Gedung Putih. (Jimmy Akbar)

Selain manggung di New York dan beberapa kota lain, Ikke berkesempatan menjadi dosen tamu dan mengajar untuk mata kuliah musik tradisional dan etnik, di Pittsburgh University, Pennsylvania. ‘’Saya menjelaskan tentang sejarah seni dan musik dangdut, perkembangan, dan prospek dangdut di Indonesia dan manca negara,’’ tutur Ikke, sarjana ekonomi manajemen Universitas Jayabaya, Jakarta. ‘’Saya diundang Prof. Andrew Weintraub, dosen Pittsburgh University dan pendiri kelompok dangdut Cowboy,’’ lanjut Ikke yang pernah diundang televisi NHK Jepang tersebut.

Rencananya, Ikke Nurjanah juga akan menggelar ‘Ngamen Jalanan’ di New York. Hal itu dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan dangdut ke masyarakat internasional di New York, di kota metropolitan yang tak pernah tidur. ‘’Ada dua pilihan. Kalau tidak di Times Square atau di Central Park. Kita sedang menunggu izinnya,’’ tutur Jimmy Akbar, dari grup Srireedee, promotor Ikke Nurjanah kali ini. Ikke  yang menjadi ketua pengurus harian PAMI, Persatuan Artis Melayu Indonesia itu, manggung dalam acara ‘American Seduced by Dangdut 2016’ di Gold Sound, 44 Wilson Ave, Brooklyn, New York.

Dalam tour keduanya ke AS kali ini, Ikke sempat memperkenalkan album barunya yang berjudul ‘I Love Dut Kustik’. Dalam album produksi Universal Music Indonesia itu, Ikke menggarap beberapa lagu baru dan lama dengan aransemen unik dengan menambah peranan akustik lebih dominan. ‘’Misalnya gitar dan alat akustik lain, sehingga lebih segar,’’ tutur Ikke Nurjanah. Hasilnya, ‘’Dangdut yang ini lebih enak didengar. Dentingannya mirip musik Spanyol,’’ kata salah seorang pengunjung yang awalnya anti dangdut karena dinilai musik seronok. ‘’Suara Ikke memang enak didengar. Memang dia dilahirkan jadi penyanyi,’’ tutur John Kenney, salah satu pengunjung di acara bedah buku itu.

Sebelum berangkat ke New York, Ikke sempat mengajak pengunjung bedah buku ‘Diary Dangdut Ikke Nurjanah’ menyanyi bersama melantunkan salah satu kondang tembangnya, ‘Terlena’. Hampir semua ikut berjoget dan menyanyikan lagu yang melejit sepanjang tahun 1990an itu. Heboh!!.

Rombongan Ikke Nurjanah sempat merasakan ‘Philly Cheese Steak’ yang dijamu oleh Haryo Mojopahit, direktur Dompet Dhuafa AS, yang menggelar acara bedah buku Ikke Nurjanah. Philly Cheese Steak adalah makanan khas Philadelphia, berupa burger penuh daging, keju dan kentang goreng, di kawasan South Street, salah satu pusat keramaian turis di Philadelphia, Pennsylvania. DP

IL

Recent Posts

Satay Bistro, Kuliner Indonesia di Philadelphia, Amerika

Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika,  menyajikan…

5 days ago

Lebaran di Philadelphia, Amerika 2024 ( Ied Al-Fitr in Philadelphia)

Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…

6 days ago

Wawancara dengan Tantri Dyah Kiranadewi : Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KOWANI

  KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…

2 weeks ago

Philadelphia City Hall Event : Interfaith Iftar, One Philly, One Stronger Together

During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…

2 weeks ago

Film Review of Eksil (2022): the stories of the Indonesian exiles

  Di sana tempat lahir beta                  …

2 weeks ago

Indonesia Bagian dari Kongres CSW 68-Side Event di UN, NY, Membahas tentang Kemiskinan dan Pemberdayaan Perempuan

CSW 68 adalah salah satu kegiatan tahunan dari United Nations Commision on the Status of…

3 weeks ago