Categories: Uncategorized

Mengintip terowongan kereta bawah tanah, MRT Jakarta

Pembangunan moda transportasi kereta angkut massal cepat atau Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta resmi dimulai sejak mantan gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, melakukan pemancangan tiang pertama (ground breaking) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, pada 10 Oktober 2013.

Bila telah selesai, tahap pertama jalur selatan – utara MRT akan membentang sepanjang 15,7 kilometer, menghubungkan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, dengan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Tahap pertama itu ditargetkan telah beroperasi pada tahun 2018, saat Jakarta menjadi salah satu tuan rumah Asian Games ke-18. Saat ini, setelah hampir tiga tahun pembangunannya dimulai, proses pembangunan MRT telah mencapai lebih dari 50 persen.

VIVA.co.id berkesempatan melihat langsung pengerjaan proyek MRT di bawah tanah. Sebagai informasi, selain dibuat melayang dari Lebak Bulus hingga Bundaran Senayan, MRT akan beroperasi di bawah tanah dari Bundaran Senayan hingga Bundaran HI.

Dipandu Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Muhammad Natsir, VIVA.co.id memasuki area proyek di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Area itu nantinya akan menjadi satu dari enam stasiun bawah tanah antara Bundaran Senayan dan Bundaran HI.

Menurut Natsir, kontraktor telah menyelesaikan 50 persen pengerjaan jalur bawah tanah. Dua mesin Tunnel Boring Machine (TBM) yang salah satu pengoperasiannya diresmikan lagi Joko Widodo yang telah menjadi Presiden RI, masing-masing mengebor dari Bundaran HI (utara), dan Bundaran Senayan (selatan).
Dari utara, mesin yang juga langsung membuat tanah yang dibornya menjadi terowongan itu, telah tiba di kawasan Dukuh Atas. Sementara dari selatan, mesin telah melewati kawasan Semanggi.”Sudah kurang lebih 4 kilometer dari (total jarak) 8 kilometer yang harus kita bor. Jadi (pengerjaan jalur bawah tanah) sudah 50 persen,” ujar Natsir di lokasi, Kamis, 8 September 2016.

Sementara, menurut Natsir, pengerjaan konstruksi stasiun-stasiun bawah tanah sudah mencapai 72 persen. Keenam stasiun yang dibuat adalah Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI. Saat ini, kontraktor melakukan pengecoran platform peron.

Kemajuan 72 persen baru menghitung pengerjaan konstruksi. Sistem mekanik, kelistrikan, dan persinyalan yang harus menghubungkan setiap stasiun belum diperhitungkan.

“Untuk pengerjaan bawah tanah, kemajuannya kurang lebih sudah 72 persen,” ujar Natsir. (Vivanews.com)

IL

Recent Posts

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

5 days ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

6 days ago

Pemerintah RI: Golden Visa Hasilkan Rp 48 Triliun Investasi Asing

Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…

2 weeks ago

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

1 month ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

1 month ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

3 months ago