Sejumlah media sosial dan media kondang dunia bergabung membentuk organisasi berita global untuk meningkatkan kualitas berita yang dinilai bias.
Heatst.com melaporkan Rabu (14/9/2016), proyek bernama ‘First Draft’ itu didukung oleh Google dan Google Lab. Proyek ini diharapkan dapat memberi informasi melalui junalisme paling yahud di zaman online, dan di bawah kendali sejumlah kurator dan wartawan. Maklum selama ini banyak berita yang dianggap bias karena terlalu lunak terhadap Hillary Clinton (liberal atau kiri) dan keras pada Donald Trump (kanan dan konservatif).
Menurut kantor berita Agence France-Press, mereka yang tergabung dalam proyek itu adalah: Facebook, Twitter, YouTube, The New York Times, Washington Post, BuzzFeed News, CNN, ABC News of Australia, ProPublica, AFP, The Telegraph, France Info, Breaking News, Le Monde’s Les Decodeurs, International Business Times UK, News Exchange dan Al Jazeera Network.
Proyek tersebut dibentuk untuk menyaring dan menangkal berita-berita bias atau keliru yang banyak diunduh di media sosial. Belum jelas berita bias yang mana saja yang dimaksud itu, namun First Draft dicetuskan karena banyak organisasi media massa gagal melakukan cek dan ricek terhadap pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan Donald Trump.
Belakangan ini, Google dituduh terlalu berpihak pada kubu Hillary Clinton, sehingga berita yang dimuat dianggap bias. ‘’Berita tentang Yayasan Clinton dianggap memanipulasi berita yang sesungguhnya,’’ tulis salah satu wartawan media. Facebook dan Twitter juga menyensor berita tentang kesehatan Hillary Clinton.
Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika, menyajikan…
Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…
KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…
During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…
Di sana tempat lahir beta …