Presiden Donald Trump memberi prioritas utama bagi pengungsi beragama Kristen di Timur Tengah, masuk ke Amerika Serikat. CNN.com mengabarkan, hal itu diutarakan Trump dalam wawancara dengan Christian Broadcasting Network, Jumat (27/1/2017).
‘’Bila anda Muslim, maka anda dengan mudah keluar dari Suriah. Tapi bila anda Kristen, kecil kemungkinannya atau hampir tidak mungkin,’’ tutur Trump. ‘’Kelompok militan memenggal semua orang, lebih-lebih bila korbannya beragama Kristen. Saya pikir hal itu sangat tidak adil. Karena itu, kami harus membantu mereka yang beragama Kristen,’’ sambung Trump.
Menurut penelitian Pew Research Center, sebanyak 99% dari 12.500 pengungsi Suriah yang dinyatakan sebagai pengungsi tahun lalu, adalah mereka yang beragama Muslim. Sedangkan hanya 1% beragama Kristen. Sementara itu menurut data CIA, 87% penduduk Suriah beragama Muslim dan 10% beragama Kristen. Sementara, Amerika Serikat mengakui bahwa jumlah pengungsi Muslim pada 2016 sebanyak 38.901 jiwa. Sementara yang beragama Kristen, hampir sama jumlahnya, sekitar 37.521 jiwa.
Sikap Trump lebih mengutamakan warga Kristen dibantah keras oleh Scott Arbeiter. Presiden organisasi bantuan World Relief – salah satu badan sosial Asosiasi Evangelis Nasional AS – menyatakan tidak setuju. ‘’Sebagian besar warga dunia yang lemah adalah warga Muslim. Bila Muslim kita tolak, sama halnya dengan menolak perikemanusiaan dan martabat manusia di hadapan Tuhan,’’ kata Scott Arbeiter. Pemimpin badan sosial itu gagal mencoba menemui Presiden Trump untuk membicarakan masalah pengungsi.
Satay Bistro, salah satu kuliner Indonesia yang berlokasi di 1240 Spring Garden, Philadelphia, Amerika, menyajikan…
Pada tanggal 10 April 2024, masyarakat muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia dan sekitarnya melaksanakan…
KOWANI adalah salah satu lembaga wanita terbesar di Indonesia. Dalam wawancara yang dilakukan di…
During this event, religious and city leaders gathered at Philadelphia's City Hall to participate in…
Di sana tempat lahir beta …