David Fahrenthold, wartawan harian The Washington Post yang dimusuhi Presiden Donald Trump, meraih Penghargaan Pulitzer, untuk kategori laporan nasional, Senin (10/4/2017). The Huffington Post mengabarkan, David Fahrenthold dijuluki ‘Wartawan Jahat’ oleh Trump, karena meragukan keabsahan Yayasan Trump selama kampanye presiden tahun 2016.
David Fahrenthold yang mewawancarai ratusan sumber untuk mengungkap kasus tersebut, juga membongkar berita tentang tabiat Trump merogoh sejumlah perempuan di saat wawancara program acara ‘Access Hollywood’’.
Kemenangan David Fahrenthold tahun 2017 ini merupakan penghargaan ketiga kalinya bagi The Washington Post, meraih Pulitzer, penghargaan tertinggi jurnalistik. Tahun 2015, The Post – salah satu harian terbesar AS dengan 740 wartawan itu — juga meraih Pulitzer untuk liputan penembakan oleh polisi di AS. The Post yang dicetak sebanyak 477 ribu eksemplar itu pernah membongkar kasus Edward Snowden tahun 2014.
Namun, The Post kalah dibandingkan harian The New York Times yang meraih tiga Pulitser tahun ini. Masing-masing untuk kategori liputan luar negeri tentang upaya Presiden Vladimir Putin melebarkan kekuasaannya. Lalu, laporan panjang mengenai profil seorang veteran marinir AS yang mengalami depresi berat, dan kategori fotografi yang merekam pembunuhan pemadat narkoba di Filipina.
Penghargaan Pulitzer diberikan sejak 1917 oleh Joseph Pulitzer, penerbit surat kabar asal Hungaria yang menyumbangkan seluruh kekayaannya bagi para wartawan. Setiap 20 pemenang masig-masing menerima hadiah $ 15 ribu atau setara Rp 199 juta dan selembar penghargaan serta medali emas yang disampaikan di Universitas Columbia, pengelola dana Pulitzer.
Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…
Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…
Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…
Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…
Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…
Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…