Categories: DiasporaPolitics

Bayi China Dilarang Gunakan Nama Muslim

Pemerintah China melarang pasangan suami istri di Provinsi Xinjiang, menggunakan nama-nama Islam bagi anak-anak mereka, sebagai langkah pembasmian kaum ekstrimis di kawasan tersebut.

The Telegraph mengabarkan Selasa (25/4/2017), larangan penggunaan ‘Nama-nama Etnis Minoritas’ telah tertera dalam daftar yang dikeluarkan Partai Komunis China, PKC. ‘’Sejak tahun 2015, daftar nama itu telah beredar di Hotan, Selatan Xinjiang,’’ ujar seorang pejabat tinggi China kepada Radio Free Asia.

 

Nama-nama yang dilarang itu antara lain: Jihad, Imam, Mecca, Saddam dan Haji, karena dinilai ‘’Melebih-lebihkan agama tertentu, walaupun nama-nama itu sering digunakan para orang tua Muslim di dunia,’’ bunyi pengumuman PKC. Bila ada seorang bayi diberi nama sesuai dalam daftar hitam PKC, maka bayi itu dilarang dimasukkan dalam sistem pendaftaran anak baru lahir di seluruh China. Dengan demikian bayi bernama Muslim itu tidak mendapatkan tunjangan kesehatan dan pendidikan.

Hal itu dimungkinkan, sesuai dengan hukum anti-terorisme yang melarang penggunaan nama Muslim bagi bayi yang baru lahir, seperti Jihad yang artinya Perang Suci,’’ tutur Li, seorang pejabat Xinjiang, dan bertugas di Ibukota Urumqi. ‘’Benar-benar dilarang menggunakan nama-nama itu,’’ lanjutnya menegaskan.

‘’Pemerintahan Presiden Xi Jinping melakukan tekanan terhadap etnis Uighur dengan melakukan eksekusi politis atau dengan alasan lain,’’ tutur Dilxat Raxit, seorang jurubicara kaum Uighur kepada Radio Free Asia. Kebijaksanaan itu, menurut Dilxat, ‘’Melanggar perlindungan domestik dan internasional dan hak-hak kebebasan beragama dan menyatakan pendapat,’’ tutur Sophie Richardson, direktur Pemerhati Hak-hak asasi manusia China.

 

Warga Uighur menginginkan kemerdekaan dari kawasan teritorial yang diduduki secara ilegal oleh China sejak 1949. Aksi kekerasan dan konflik bersenjata sering terjadi belakangan ini dan menelan ratusan korban jiwa. Termasuk serangan dengan pisau oleh seorang warga yang menewaskan 8 korban, Februari lalu, dan upaya serangan terroris Desember 2016.

.

Recent Posts

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

7 days ago

Wali Kota Baru New York: Zohran Mamdani

Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…

1 week ago

Tiga Penangkapan ICE Guncang Komunitas Indonesia di Philadelphia

Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…

2 weeks ago

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

3 weeks ago

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

1 month ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

1 month ago