Screening penumpang di Bandara Asing Ditingkatkan

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menerapkan penyaringan lebih ketat bagi pesawat terbang komersial yang akan menuju AS. The Los Angeles Times mengabarkan, hal itu diumumkan Menteri keamanan dalam negeri John F. Kelly, Rabu (28/6/2017).

Dalam penjelasannya, John Kelly menyebutkan peraturan baru itu akan berdampak pada 2 ribu penerbangan berasal dari 280 bandara udara di 105 negara asing, termasuk Indonesia. ‘’Aksi preventif tambahan itu bisa kelihatan, tapi bisa juga tidak terlihat,’’ kata John Kelly tanpa menjelaskan kapan aturan baru itu hendak diberlakukan. ‘’Kami serahkan pada pengelola bandara masing-masing, kapan diterapkan,’’ ujarnya.

Pemeriksaan lebih ketat melibatkan anjing pelacak, pemeriksaan laptop dan peralatan elektronik lain di bandara. Selain itu, para penumpang juga diperiksa lebih teliti dan pemerintah AS serta negara asing saling bertukar daftar hitam teroris. Dan, menerapkan sistem baru untuk mencegah kemungkinan serangan oleh pegawai maskapai penerbangan dan bandara. ‘’Tiba saatnya meningkatkan keamanan penerbangan. Kami tidak bisa terus menerus bermain-main dengan berbagai ancaman, mengingat kelompok teroris menjadikan bidang penerbangan udara sebagai target utama,’’ kata John F. Kelly.

 

Bila maskapai penerbangan internasional gagal menerapkan peraturan baru, maka Pemerintah AS dapat melarang penggunaan peralatan elektronik yang ukurannya lebih besar dari telepon genggam di dalam pesawat. Bahkan, besar kemungkinan pesawat mereka ditunda keberangkatannya. ‘’Kami berharap seluruh maskapai penerbangan mau bekerjasama,’’ sambung John F. Kelly.

Sejumlah maskapai penerbangan internasional telah meningkatkan berbagai upaya penyaringan pada calon penumpang. Namun, banyak di antara mereka yang merasa terlalu dini bila penerapan aturan baru itu mempengaruhi bisnis penerbangan yang mengalami peningkatan 4% selama liburan musim panas. ‘’Kami berupaya meminimalisasi dampaknya pada penumpang,’’ kata Michael Thomas, jurubicara Delta Air Lines. Para pejabat maspakai penerbangan AS itu gembira, karena penumpang tidak dilarang membawa atau menggunakan laptop di pesawat. ‘’Kami tidak diberi pengarahan jelas,’’ tutur Michael Thomas.

SaveSave

.

Recent Posts

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

4 hours ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

1 week ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

2 months ago

Dari Kampus Amerika ke Panggung Indonesia

Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…

2 months ago

“Spotlight of Indonesia” Memukau Penonton di Museum Sandy Spring, Maryland

Sandy Spring, Maryland, AS — Riuh tepuk tangan dan decak kagum menggema di Museum Sandy…

2 months ago

Presiden Trump Terapkan Tarif 19 Persen Bagi Produk Indonesia ke AS

Barang-barang impor dari Indonesia ke AS akan dikenai pajak 19 persen, sedangkan produk AS tidak…

2 months ago