Categories: DiasporaPolitics

Pejuang Wanita Palestina Diusir dari AS

Pemerintah AS mencabut kewarga negaraan Rasmieh Yousef Odeh, seorang pejuang perempuan Palestina dan mendeportasinya ke Yordania. 

The Jerusalem Post mengabarkan Jumat (18/8/2017), sebuah pengadilan Detroit, Michigan memutuskan Rasmieh Yousef dideportasi, setelah terbukti melakukan pemalsuan imigrasi. ‘’Keputusan ini sangat tidak adil dan keliru,’’ kata Odeh saat menghadiri pengadilan kasusnya di Detroit, April lalu. ‘’Mereka mengusirku keluar dari negara ini, setelah saya tinggal selama 24 tahun. Benar-benar tidak adil,’’ lanjutnya sambil menangis.

 

Rasmieh Yousef Odeh, 69, pernah ditahan selama 10 tahun di penjara Israel, karena dituduh terlibat aksi pengeboman di Israel pada tahun 1969. Kala itu, Odeh, pejuang Palestina menjadi anggota kelompok Front Populer Pembebasan Palestina, PFLP, terlibat dalam aksi pengeboman di Pasar Swalayan Shufersal, Tel Aviv, Israel yang menewaskan dua orang. Odeh juga dituduh merancang pengeboman Konsulat Inggris di Yerusalem.

Menurutnya, ia terpaksa mengaku terlibat pengeboman itu karena tak tahan disiksa di penjara Israel. Odeh pun termasuk tahanan yang dibebaskan berdasar pertukaran tahanan politik antara Israel dan Palestina. Dan tak lama kemudian Odeh bermigrasi ke Yordania dan pindah ke AS setelah menjadi warga AS.

Dalam keputusannya Kamis lalu, jaksa penuntut Federal menjelaskan Odeh tidak mengungkapkan keterlibatannya dalam pengeboman tahun 1969 lalu, saat menjadi warga AS. Odeh mengaku sulit menjelaskan keterlibatannya itu dengan kata-kata, bahwa ia memang bersalah. ‘’Saya tanda tangani saja kesepakatan bahwa saya akan dikirim ke Yordania. Saya tidak sudi dikirim kembali ke penjara Israel,’’ kata Rasmieh Yousef Odeh.

‘’Semoga kali ini merupakan lembaran terakhir atas cerita tragis dan berbahaya yang dilakukan kelompok teroris PFLP yang mencoba mengelabuhi petugas imigrasi AS,’’ kata Nitsana Darshan-Leitner mewakili keluarga dua korban pengeboman Tel Aviv. ‘’Kami berterima kasih pada Departemen Kehakiman AS dan Jaksa Penuntut Umum Jonathan Turkel,’’ katanya menambahkan.

 

 

.

Recent Posts

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

4 days ago

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

2 weeks ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

2 weeks ago

Pemerintah RI: Golden Visa Hasilkan Rp 48 Triliun Investasi Asing

Indonesia telah menarik investasi sebesar Rp 48 triliun (sekitar US$2,86 miliar) melalui program Golden Visa,…

3 weeks ago

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

1 month ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

2 months ago