Peringatan 50 Tahun Sultan Bolkiah Bertahta di Kerajaan Brunei Darussalam

Brunei Darusalam merayakan Peringatan 50 tahun bertahtanya Sultan Hassanal Bolkiah Kamis (5/10/2017) dengan menggelar pesta dan prosesi selama sebulan penuh.

Kantor berita Reuters mengabarkan, 400 ribu warga Brunei memenuhi tepi jalan raya Bandar Seri Begawan, untuk menyaksikan iring-iringan rombongan Sultan Bolkiah. Banyak di antaranya tiba sejak pukul 5.00 pagi, agar dapat melihat langsung arak-arakan itu.

Sultan Hassanal Bolkiah, 71 tampak gagah mengenakan brokat warna emas, memasuki Pusat Ibukota Bandar Seri Begawan. Di sebelahnya tampak istrinya Ratu Saleha dan sejumlah putra-putrinya naik ke atas kereta kencana yang ditarik sekitar 50 orang punggawa istana yang mengenakan pakaian tradisional warna hitam dan emas. Proses band militer sepanjang lima kilometer juga mengiringi perayaan yang terasa megah itu.

‘’Tanggung jawab Raja adalah kepada rakyatnya. Dan rakyat Brunei memiliki tanggung jawab kepada rajanya,’’ titah Sultan Bolkiah kepada rakyatnya. ‘’Bersama-sama, raja dan rakyat memegang kepercayaan bangsa’’ sambung Sultan Bolkiah diiringi tepuk tangan rakyatnya.

Prosesi itu merupakan bagian dari perayaan yang akan digelar selama sebulan. Termasuk pembukaan jembatan gantung Brunei, jembatan pertama di negeri itu. Sebuah taman bermain juga diresmikan, dan tentu saja acara makan malam yang akan digelar di Istana Kerajaan Brunei, Bandara Seri Begawan yang akan dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara sahabat dan Inggris, serta Kerajaan Timur Tengah.

Sultan Hassanal Bolkiah memerintah Brunei, setelah Inggris menyerahkan kawasan di Kalimantan Utara itu pada 1967. Brunei Darussalam bergantung pada ekspor minyak dan gas buminya. Dari penjualan minyak itulah, Brunei memberikan subsidi kesehatan maupun pendidikan secara gratis kepada 400 ribu rakyatnya. ‘’Jika kami Sholat Jumat, beliau ada di sana. Kami dapat menjabat tangannya atau mengirim surat berisi keluhan kepada beliau,’’ tutur Aizzat Bakar, 32, pengusaha di Ibukota Bandar Seri Begawan.

Terpuruknya harga minyak dunia, mendorong keuntungan minyaknya turun hingga 70 persen. Brunei merupakan satu-satunya negara ASEAN yang mengalami resesi selama tiga tahun berturut-turut. Karena itulah, Brunei terpaksa menggandeng investasi China, dan Beijing dikabarkan memompa miliaran dolar untuk membangun proyek infrastruktur di Brunei. Sebagai imbalannya, Sultan Bolkiah tampak diam dan tak menanggapi krisis teritorial di Laut China Selatan yang berdampak juga pada wilayah Brunei Darussalam.

.

Recent Posts

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

3 weeks ago

Wali Kota Baru New York: Zohran Mamdani

Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…

3 weeks ago

Tiga Penangkapan ICE Guncang Komunitas Indonesia di Philadelphia

Tiga kasus penangkapan yang dilakukan oleh lembaga imigrasi Amerika Serikat (ICE) dalam beberapa bulan terakhir…

4 weeks ago

Dialog Pemerintah RI dengan WNI dan Diaspora di Philadelphia

Masyarakat Indonesia di Philadelphia menghadiri pertemuan bersama pejabat pemerintah Republik Indonesia yang digelar di PAX…

1 month ago

Imam Prasodjo dan Ikhtiar Menjaga DAS Serayu

Di tengah kabut Telaga Dringo, Dieng, Imam Budidarmawan Prasodjo (65) tampak bersemangat menanam pohon bersama…

2 months ago

Riyan Pondaga Persembahkan Konser Bersama Modero & Company

Modero & Company mempersembahkan Wonderworks, seri acara komunitas perdana yang dibuka dengan konser intim bertajuk…

2 months ago