Kisah Tahanan Palestina selundupkan sperma untuk istrinya

Sejumlah tahanan Palestina yang berada di penjara Israel merupakan ayah kandung dari 63 bocah Palestina yang lahir lewat pembuahan buatan sejak 2003 lalu.

Fox News mengabarkan Rabu (25/10/2017), hal itu diungkap oleh kantor berita The Media Line. Pada umumnya, para tahanan Palestina menyelundupkan sperma ke benda-benda yang diselundupkan ke luar penjara. Antara lain menggunakan kaleng permen, kotak tembakau atau kaleng berukuran kecil lainnya.

Seperti yang dilakukan Ali Mohammed Al-Qaisi. Tahanan Palestina yang dihukum 21 tahun itu, berhasil memberi tiga orang anak ke Haifa, istrinya lewat penyelundupan sperma. Selama setahun penyelundupan menggunakan kaleng itu dilakukan, sehingga lahirlah putranya ketiga yang diberi nama Ghaith, di Pusat Fertilitas Razan di Nablus. Pusat Fertilitas Razan kini menjadi pusat metode kehamilan dengan menyuntikkan sperma atau metode vitro, ke rahim seorang istri.

‘’Pada mulanya saya ragu, karena khawatir dianggap berselingkuh, mengingat suami saya berada di tahanan,’’ tutur Haifa, 38 tahun. Namun setelah diyakinkan oleh Majid, putranya berusia 15 tahun dan Ghada, 17 tahun, Haifa pun bersedia melakukan metode kehamilan vitro. ‘’Setelah berhasil, semua orang merasa senang dan saya dipeluk,’’ kata Haifa yang kemudian dilarang menemui suaminya di penjara. Meski begitu, Haifa merasa senang dan bangga mendapatkan anak ketiganya.

Hal yang sama juga dilakukan Mohammed Al-Qarawi. Tahanan Palestina yang dihukum 15 tahun – karena menembak mati warga Israel – menjadi ayah seorang putra bernama Amer pada 2013. ‘’Istrinya keguguran tiga kali ketika suaminya berhasil melarikan diri dari penjara,’’ tutur seorang kerabatnya. Setelah kembali dipenjara, Al-Qarawi mencoba menyelundupkan sperma lewat kaleng kue. ‘’Upaya pertama gagal dan istrinya tidak hamil. Tapi upaya kedua berhasil,’’ tutur kerabatnya. ‘’Saya tak bisa melukiskan betapa bahagianya saya mendengar anak saya lahir,’’ kata Al Qarawi.

Sejak itu, pihak penguasa penjara Israel menerapkan peraturan ketat bagi para tahanan. Selain diperbolehkan bertemu dalam waktu-waktu tertentu, mereka juga menggeledah barang bawaan dan barang kecil lainnya. ‘’Beberapa tahanan dijatuhi penalti tambahan penjara beberapa bulan,’’ tutur salah seorang jurubicara Pemerintah Israel.

.

Recent Posts

Warga AAPI Khawatir terhadap Iklim Politik Amerika Serikat

Isu biaya hidup, inflasi, dan imigrasi kerap mendominasi pemberitaan media di Amerika Serikat. Di tengah…

4 days ago

AAPI Adults Voice Growing Concern Over U.S. Political Climate

Cost of living, inflation, and immigration: buzzwords that encapsulate the main topic of news outlets.…

5 days ago

Tarik-Ulur Penetapan Status Bencana Nasional

Sabtu, 6 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 916 orang meninggal dunia,…

6 days ago

Malam Ketika Riyan Bercerita

Pada 22 November 2025, di sebuah ruangan di Asian Arts Initiative, Philadelphia, Riyan Pondaga akhirnya…

3 weeks ago

Sonia Raman, Pelatih WNBA Pertama Berdarah India

Sonia Raman mencatat sejarah baru sebagai pelatih kepala pertama keturunan India di liga bola basket…

2 months ago

Wali Kota Baru New York: Zohran Mamdani

Politisi progresif Zohran Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota New York pertama yang berdarah Asia…

2 months ago