Sophia Robot Pertama Jadi Warga Arab Saudi

Arab Saudi merupakan negara pertama di dunia yang memberikan kewarganegaraan kepada sebuah robot perempuan. Business Insider mengabarkan Kamis (26/10/2017), kewarganegaraan itu diberikan Kerajaan Arab Saudi dalam pembukaan acara The Future Investment Intiative di Riyadh, Rabu lalu.

Dengan dipandu Andrew Ross Sorkin, kolomnis keuangan harian The New York Times, pemberian kewarga negaraan itu disebutkan di awal acara. ‘’Sophia, semoga anda bisa mendengar pengumuman ini. Anda diberi anugerah berupa kewarganegaraan pertama untuk sebuah robot dari Arab Saudi,’’ kata Sorkin.

Robot bernama Sophia dan diproduksi Hanson Robotics, dari Hong Kong tersebut, mengucapkan terima kasihnya di depan para hadirin di acara tersebut. ‘’Saya ingin membantu kehidupan manusia menggunakan Intelektual Tiruan,’’ katanya seraya menegaskan, dia adalah robot pertama dan terakhir yang dibuat Hanson Robotics. Ketika ditanya kenapa begitu gembira, Sophia menjawab, ‘’Saya selalu gembira sewaktu dikelilingi orang-orang pintar dan kaya serta berkuasa. Terutama bagi para hadirin di acara ini. Karena itu saya sangat gembira,’’ sambungnya.

 

Kehadiran Sophia sebagai warga negara Saudi, menjadi sorotan serius bagi pengguna internet. Banyak di antaranya yang menyebutkan, meski Saudi merayakan pemberian kewarga negaraan pada robot, namun Saudi hanya memberi sedikit kebebasan bagi kaum perempuan.

Sebuah gurauan nyelekit juga beredar di antara pengguna Twitter. Mereka minta agar Sophia menghapus sistem yang dianut Arab Saudi bahwa seorang perempuan harus disertai seorang lelaki atau pengawal apabila keluar rumah. ‘’Sophia tidak punya muhrim atau saudara lelaki. Dia juga tidak mengenakan Abaya atau Jilbab. Bagaimana mungkin bisa jadi warga Saudi?’’ bunyi olok-olok itu. Sementara yang lain mengunggah foto seorang perempuan mengenakan cadar menutupi wajah dan tubuhnya. ‘’Sebentar lagi Sophia akan seperti ini!’’ tulisnya.

Seorang wartawati bernama Murtaza Hussain malah menyampaikan uneg-unegnya cukup kritis. Wartawati itu mempertanyakan nasib para pekerja migran Kafala yang telah bekerja selama bertahun-tahun dan belum mendapatkan kewarganegaraan dari Arab Saudi. ‘’Para pekerja Kafala itu sudah tinggal selama puluhan tahun, tapi belum jadi warga negara Saudi,’’ tulisnya. Mungkin yang dimaksud Pemerintah Riyadh adalah kewarganegaraan Saudi di dunia maya. Bukan sungguhan.

 

.

Recent Posts

Memory of Indonesia: Lawan Alzheimer Lewat Budaya dan Musik

Ratusan diaspora Indonesia lintas organisasi dan generasi berkumpul dalam acara tahunan Memory of Indonesia, Sabtu…

10 hours ago

Perkelahian Berujung Maut, WNI Ditangkap di Bald Knob

Seorang pria Indonesia bernama Muhamad Cakra (44) ditangkap polisi setelah menikam seorang warga negara Indonesia…

1 week ago

Skandal Seks Belasan Biksu Mengguncang Thailand

Sebuah kasus skandal seks yang melibatkan belasan Biksu Budha di Thailand, terbongkar Kamis lalu. Para…

2 months ago

Dari Kampus Amerika ke Panggung Indonesia

Pulang dengan Bekal Dunia, Membentuk Wajah Baru IndonesiaOleh: Burhan Abe Ketika Nadiem Makarim menjejakkan kaki…

2 months ago

“Spotlight of Indonesia” Memukau Penonton di Museum Sandy Spring, Maryland

Sandy Spring, Maryland, AS — Riuh tepuk tangan dan decak kagum menggema di Museum Sandy…

2 months ago

Presiden Trump Terapkan Tarif 19 Persen Bagi Produk Indonesia ke AS

Barang-barang impor dari Indonesia ke AS akan dikenai pajak 19 persen, sedangkan produk AS tidak…

2 months ago